Advertisement

Ofie Memainkan Tenun NTT dalam Warna Atraktif

Maya Arina Pramudita
Rabu, 11 April 2018 - 18:35 WIB
Maya Herawati
Ofie Memainkan Tenun NTT dalam Warna Atraktif Busana karya Ofie Laim berbahan tenun NTT - ist/Ofie Laim

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Dalam gelaran Jogja Fashion Festival 2018, perancang busana Ofie Radhiani menghadirkan busana-busana berbahan tenun asal Nusa Tenggara Timur (NTT). Mengusung brand Ofie Laim, busana-busana ini dirancang dengan ragam warna yang atraktif.

 

Advertisement

JFF 2018 membagi peragaan busana dalam enam sesi dengan tema tersendiri. Salah satunya adalah sesi Ethnique Rapshody (Tenun & Archipelago) pada akhir Maret 2018.

 

Dalam segmen itu, Ofie Laim menghadirkan 10 busana rancangan Ofie Rahdhiani. Desainer kelahiran Bandung, 1976 ini mengaku mengerjakan karya kali ini karena terinspirasi dari sejarah. Baginya, sejarah merupakan salah satu faktor yang membuat seseorang dapat memahami fashion cycle seperti tren klasik, siklus dan faktor perubahan yang membentuknya.

 

“Sejarah merupakan sumber inspirasi yang sangat kaya, dengan melihat sejarah kita bisa terhindar dari pengulangan yang sia sia dan membuat hal yang sama. Kami justru di tantang untuk mengembangkan sesuatu yang baru,” ujar Ofie kepada Harian Jogja sebelum peragaan busana digelar.

 

Selain itu, menurut Ofie, di masa awal peradaban manusia, pakaian umumnya terbuat dari kulit binatang dan kayu yang hanya berfungsi sebagai alat pelindung tubuh dari panas dan dingin.

 

“Namun fesyen senantiasa berubah, baru, termasuk konteks waktu, tempat dan kebutuhan bagi pemakainya,” katanya. Dalam penampilan kali ini, Ofie memberi tema Civilization yang berarti peradaban. Tema ini ingin memberikan gambaran mengenai sebuah fungsi kain tradisional yang telah berubah fungsi mengikuti perkembangannya.

 

Civilization adalah gambaran pengembangan sebuah fungsi kain tradisional yang berubah fungsi, karena kain Nusantara yang identik dengan kain tradisional ini diolah menjadi busana ready to wear, berupa potongan potongan kain tenun yang dirangkai dalam bentuk desain busana berupa dress, outer, coat, cropped jacket,” ujar Ofie.

 

Penggunaan material kain tenun asal NTT ini merupakan salah satu bentuk pelestarian budaya yang Ofie lakukan melalui industri fesyen. Ofie bertujuan mengenalkan kepada masyarakat luas berbagai motif tenun NTT dengan memberikan detail bordir dalam busana rancangannya. “Koleksi busana kali ini menggunakan material tenun NTT dengan motif yang beragam. Motif-motif tersebut meliputi motif manlea, buna kolbano, pene dan buna krawang,” kata Ofie.

 

Desainer yang lekat dengan karakter casual ethnic ini menggunakan cutting siluet a-line agar dapat menghadirkan busana yang menawan dan memukau para penikmat mode terutama yang hadir dalam pagelaran JFF 2018.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Bus Damri dari Jogja-Bandara YIA, Bantul, Sleman dan Sekitarnya

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 04:37 WIB

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement