Advertisement

Nyeri Menstruasi, Jangan Biasakan Minum Obat

Newswire
Kamis, 12 April 2018 - 10:35 WIB
Maya Herawati
Nyeri Menstruasi, Jangan Biasakan Minum Obat Ilustrasi tablet pereda nyeri. - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, LONDON—Apakah Anda termasuk konsumen rutin obat antinyeri menstruasi? Tak tahan sakit lalu tiap bulan selalu minum obat? Segera hentikan kebiasaan itu. Sejumlah dokter di London, Inggris mengingatkan bahaya obat antinyeri menstruasi pada perut Anda. Pilih alternatif yang lebih aman.

 

Advertisement

Mayoritas perempuan memang akan menderita kram karena mestruasi tiap bulan. Namun tidak semua memilih jalan mengonsumsi obat untuk meredakannya. Ada banyak yang memilih ramuan herbal kuno Tiongkok atau hanya mengompresnya dengan air hangat untuk meredakan nyeri perut karena menstruasi.

 

Ahli gastroenterologi dari Mayo Clinic, dokter Sahil Khanna, seperti dilansir Dailymail, 6 April 2018 mengingatkan kebiasaan perempuan mengonsumsi pil pereda nyeri justru akan memunculkan penyakit lain. Di antaranya adalah bisul pada perut, asam sambung dan sejumlah masalah yang berkaitan dengan pencernaan.

 

Sedangkan ahli ginekologi dari Universitas California di Los Angeles, Amerika Serikat, dokter Aparna Sridhar justru berpendapat lain. Ia menyebut tiap perempuan tak bisa diperlakukan sama untuk mengatasi rasa sakit. Ia mengatakan, para perempuan yang benar-benar tak bisa mengatasi rasa sakit akibat nyeri menstruasi yang sangat, bisa mengombinasikan pengobatan tradisional dengan pil pereda nyeri.

 

Ketahui Risikonya

Menurut dokter Khanna, tetap akan ada risiko yang muncul jika perempuan rutin mengonsumsi pil antinyeri setiap bulan. Risiko itu akan nongol dalam jangka panjang setelah berbulan-bulan kemudian.

 

“Kami para ahli gastroenterologi tetap akan menolak penggunaan pil antinyeri [secara berlebihan dan sering] sebisa mungkin. Konsumsi maksimal pil antinyeri adalah 250 miligram per hari,” ujarnya kepada Dailymail.

 

Ia menambahkan konsumsi pil antinyeri terlalu banyak akan menimbulkan efek samping munculnya gangguan gastrointestinal (saluran pencernaan) yang serius. “[Efek samping] ini juga akan muncul terhadap pasien-pasien yang mengonsumsi aspirin atau ibuprofen juga mereka yang merokok dan minum alkohol,” ujarnya.

 

Efek samping yang umum muncul adalah asam lambung, konstipasi (susah buang air besar) dan diare. Biasanya pasien tidak menyadari gejala yang muncul itu adalah akibat mereka mengonsumsi obat antinyeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pembangunan ITF Bawuran Capai 40 Persen, Pemkab Optimis Rampung Mei 2024

Bantul
| Kamis, 25 April 2024, 15:47 WIB

Advertisement

alt

Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik

News
| Kamis, 25 April 2024, 13:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement