Advertisement

Gampang-Gampang Susah Mengasuh Generasi Masa Kini, Yuk Belajar

Newswire
Sabtu, 12 Mei 2018 - 11:35 WIB
Maya Herawati
Gampang-Gampang Susah Mengasuh Generasi Masa Kini, Yuk Belajar Foto ilustrasi anak-anak yang akrab dengan ponsel. - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA-Generasi masa kini yang akrab dengan teknologi, banyak orang tua yang merasa "terengah" mengikuti pola pikir dan kecepatan anak-anak menerima informasi. Berarti pola asuh harus diubah. Orang tua harus mau belajar.

Psikolog anak dan keluarga Ajeng Raviando mengatakan pola asuh positive parenting dinilai tepat bagi orang tua masa kini untuk diterapkan kepada anak-anaknya yang merupakan generasi yang akrab dengan teknologi di era milienial. Pasalnya, pola asuh ini diyakini dapat membantu orang tua menerapkan disiplin yang efektif tanpa kehilangan momen menyenangkan bersama anak.

Advertisement

"Pola asuh ini menekankan pada sesuatu yang positif. Tidak ada kalimat negatif atau menyalahkan anak seperti, 'Gitu saja enggak bisa' atau 'Yang lain bisa, kenapa kamu enggak bisa?'" paparnya dalam Homework Rescue Creative Workshop di Jakarta, Jumat (11/5/2018).

Seperti dilansir dari Antara, Ajeng menerangkan bahwa pola asuh tersebut melihat sisi positif anak dan anak pun memiliki kesempatan untuk bersuara.

Lalu, bagaimana cara menerapkan pola asuh positive parenting? Pertama, orang tua diharapkan menjadi model yang baik bagi anak.

Kedua, meluangkan waktu berkualitas secara rutin dengan anak, misalnya dengan menemani anak mengerjakan PR. Ketiga, orang tua diharapkan fokus pada perilaku positif anak.

"Memberikan pujian kepada anak. Orang tua tidak melulu fokus pada prestasi anak. Jika anak memiliki perilaku yang baik, suka menolong, itu lebih baik," tuturnya.

Keempat, orang tua harus memberikan konsekuensi logis, bersikap tegas, disiplin, jelas, dan konsisten.

"Saat mengerjakan PR misalnya, kasih pilihan. Kalau tidak segera dikerjakan, konsekuensinya bisa jadi PR enggak selesai, bisa jadi pagi kebingungan," lanjut Ajeng.

Kelima, orang tua harus berdiskusi dan bernegosiasi dengan anak. Menurutnya, orang tua mesti memonitor apa yang dikerjakan anak dan mengingatkan manajemen waktu untuk melakukan sesuatu dengan tuntas.

Orang tua juga harus menciptakan komunikasi yang efektif dengan anaknya. Selanjutnya, orang diharapkan dapat memberi ruang tumbuh dan memberi kesempatan bagi anak untuk melakukan kesalahan.

"Ini penting karena anak bisa belajar dari kesalahan," tambah Ajeng.

Terakhir, orang tua harus memberikan cinta tanpa syarat. Maksudnya, orang tua mesti paham bahwa anak memiliki keunggulan dan potensi masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia/Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Catat! Tarif Parkir Kendaraan Bermotor di Lokasi Wisata Wilayah Bantul

Bantul
| Sabtu, 20 April 2024, 12:17 WIB

Advertisement

alt

Warga Iran Dukung Langkah Pemerintah Menyerang Israel

News
| Sabtu, 20 April 2024, 12:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement