Advertisement
Keharmonisan Keluarga Hanya Bisa Dirasakan, Ini Indikasinya
Advertisement
Harianjogja, JAKARTA - Tingkat kebahagiaan dan keharmonisan sebuah keluarga tidak bisa diukur dengan angka, tetapi dapat dirasakan, menurut psikolog Intan Erlita.
"Bagaimana kita menikmati pengalaman, seberapa menikmati fase-fase yang terjadi pada diri kita," kata Intan, saat acara diskusi mengenai keluarga bahagia yang diadakan Sun Life Financial di Jakarta, Kamis (30/8/2018).
Advertisement
Komunikasi dan meluangkan waktu bersama keluarga merupakan beberapa cara untuk menjaga keharmonisan. Salah satu contohnya dapat dilihat melalui komunikasi yang baik dengan anak.
"Ketika orang tua memberikan pesan, anak bisa mengerti dengan baik, tanpa ada perlawanan," kata Intan. Anak juga menjadi terbiasa dan bebas menceritakan segala hal pada orang tuanya, tidak ada jarak atau hierarki. Anak menjadi percaya diri karena dia biasa dilatih untuk berkomunikasi, begitu juga ketika berada di lingkungan baru.
"Keluarga yang harmonis karakternya mudah beradaptasi dengan orang, anak dibawa ke lingkungan baru, dia nggak pendiam. Anak percaya diri, karena biasa dilatih berkomunikasi," kata dia.
Untuk mencapai kebahagiaan dalam keluarga, setiap anggotanya terutama orang tua harus memiliki waktu bersama keluarga meski pun aktivitas tinggi, misalnya main games atau berlibur bersama. Intan menyarankan dalam satu minggu keluarga harus beraktivitas bersama agar menjadi kebiasaan sekaligus untuk relaksasi diri sebelum kembali ke aktivitas sehari-hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia/Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
Advertisement
Berita Populer
- 11 Cara Kematian Paling Menyakitkan Menurut Sains
- Selain Enak, Deretan Makanan Super Ini Bisa Cegah Penyakit
- Manfaat Tertawa, Menggigil, hingga Muntah pada Tubuh Anda
- Sejumlah Zodiak Ini Diramalkan Menikah di Tahun 2023
- Seorang Ibu Minum ASI Sendiri karena Tak Rela Jika Dibuang
- Wajah dan Tubuh Tidak Simetris, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement