Advertisement

Dampak Buruk Diet Rendah Karbohidrat Bukan Sekarang, Tetapi Nanti

newswire
Rabu, 05 September 2018 - 20:35 WIB
Maya Herawati
Dampak Buruk Diet Rendah Karbohidrat Bukan Sekarang, Tetapi Nanti Ilustrasi nasi - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, BERLIN—Siapa bilang diet rendah karbohidrat tidak memiliki dampak buruk? Mungkin dampaknya tidak bisa langsung terasa, tetapi kelak dalam jangka panjang.

Menurut sebuah studi yang presentasikan dalam European Society of Cardiolog Congress di Jerman beberapa waktu lalu, para peneliti menemukan, diet sangat rendah karbohidrat bisa meningkatkan risiko seseorang berhadapan dengan kematian.

Advertisement

"Pesannya jelas. Kita harus menghindari diet dengan kadar karbohidrat rendah dan bahkan sangat rendah, terutama yang jumlah asupan kalorinya kurang dari 26 persen," ujar penulis studi dari Polish Mother’s Memorial Hospital Research Institute, Maciej Banach, seperti dilansir Time.

Diet rendah karbohidrat belakangan menjadi populer khususnya bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan. Namun, studi dalam jurnal Lancet menemukan bahwa karbohidrat dalam jumlah cukup merupakan asupan terbaik untuk harapan hidup lebih lama.

Hal ini juga menunjukkan bahwa kehilangan berat badan karena diet rendah karbohidrat justru berdampak buruk bagi kesehatan jangka panjang.

Untuk sampai pada kesimpulan ini, sebuah studi yang tidak dipublikasikan mengumpulkan data kesehatan 25 ribu orang dari tahun 1999 dan 2010.

Peneliti menemukan, lebih dari rata-rata 6,4 tahun pengamatan, mereka yang asupan karbohidratnya terendah berisiko 32% menghadapi kematian, 50% lebih tinggi sekarat karena penyakit vaskular dan 36% lebih tinggi karena kanker, ketimbang orang yang asupan karbohidratnya paling banyak.

Peneliti juga mengamati tujuh studi berbeda mengenai karbohidrat dan kesehatan yang melibatkan 447.500 orang.

Hasilnya, diet rendah karbohidrat berhubungan dengan 15% lebih tinggi risiko kematian, 13% lebih tinggi meninggal karena masalah kardiovaskular.

Lalu, 8% lebih tinggi kematian akibat kanker, dibandingkan mereka yang diet tinggi karbohidrat.

Banach mengatakan, berdasarkan studi kasus ini, orang-orang mengalami masalah yakni ternutrisi namun mengganti karbohidrat dengan daging dan produk-produk susu.

Diet tinggi produk hewani versus produk nabati bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit jantung dan daging diproses berhubungan dengan kanker.

"Nutrien alami untuk asupan sehari-hari sangat penting. Karenanya, membatasi satu dari nutrien ini bisa membahayakan kesehatan kita," tutur Banach.

Di sisi lain, ahli diet teregistrasi dari NYU Langone’s Weight Management Program, Despina Hyde sependapat dengan ini.

"Saat Anda tak makan karbohidrat, Anda harus makan sesuatu. Kita mengonsumsi protein dan lemak lebih tinggi [dalam diet rendah karbohidrat]. Karbohidrat adalah sumber serat dan serat sangat bagus untuk menurunkan risiko terkena kanker payudara, menurunkan kadar kolesterol dan membuat kita kenyang lebih lama," kata dia.

Hyde merekomendasikan asupan karbohidrat pada menu makan kita. "Pilihlah biji-bijian utuh, karbohidrat tingi serat seperti buah-buahan, biji gandum, tidak perlu roti, pasta atau kue-kue kering," tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Perhatian! Berikut Syarat dan Tahapan Paslon Maju Lewat Jalur Independen di Pilkada Sleman

Sleman
| Jum'at, 19 April 2024, 11:17 WIB

Advertisement

alt

Dampak Serangan Israel ke Iran, Harga Minyak Melonjak

News
| Jum'at, 19 April 2024, 10:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement