Advertisement

Saatnya Mengontrol Kebiasaan Persaingan Antarsaudara

Mahardini Nur Afifah
Minggu, 09 September 2018 - 19:35 WIB
Maya Herawati
Saatnya Mengontrol Kebiasaan Persaingan Antarsaudara Ilustrasi anak-anak - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Ribut-ribut antaranak acapkali dipantik persaingan antarsaudara. Drama persaingan itu biasanya terlihat menjelang kelahiran anak kedua, berlanjut sampai anak-anak tumbuh. Biasanya perebutan melibatkan mainan sampai perhatian.

Seperti dilansir kidshealh.org, pola ribut-ribut antaranak ikut berkembang seiring pertumbuhan mereka. Bagi orang tua tentunya kebiasaan tersebut bisa membuat sedih dan frustasi. Rumah yang penuh konflik bisa memicu stres bagi penghuninya. Orang tua perlu memahami akar konflik di antara anak-anaknya, baru mencari solusinya.

Advertisement

Banyak persoalan yang memicu keributan antarsaudara. Kebanyakan anak-anak memiliki derajat kompetisi dan kecemburuan berlainan. Inilah yang sering menjadi biang permusuhan.

Namun ada kalanya juga terdapat persoalan lain, seperti kebutuhan anak sedang berkembang. Lumrah bagi anak-anak memiliki perubahan kebutuhan, kecemasan, sampai identitas. Hal itu memengaruhi relasi mereka dengan anak lainnya.

Misalkan, anak balita cenderung protektif pada mainan dan barang miliknya. Pada tahap perkembangan psikologisnya, mereka cenderung ngotot menjalankan keinginannya di setiap kesempatan. Jadi ketika ada saudaranya yang mengusik mainannya, mereka bakal bereaksi agresif.

Lain lagi dengan anak sekolah. Mereka biasanya baru kenal dengan konsep keadilan. Jadi wajar jika mereka suka protes kenapa saudaranya diperlakukan lebih atau diberi lebih banyak perhatian ketimbang dirinya.

Anak baru gede cenderung mengasah individualitas dan kemandirian. Tahap ini membuat mereka acapkali menolak membantu tugas di rumah seperti menjaga adiknya yang lebih kecil atau harus jalan bareng adiknya.

Tak hanya perbedaan tahap perkembangan buah hati, orang tua juga perlu jeli melihat karakteristik anaknya. Beberapa anak tumbuh dengan sikap temperamental, mulai dari suasana hati sampai adaptasi.

Kepribadian unik ini mempengaruhi caranya berinteraksi. Misalkan ketika seorang anak temperamental melihat saudaranya lebih lengket dengan orang tuanya, mereka cenderung menuntut perhatian sama.

Selain itu, orang tua juga perlu menjadi model ideal bagi perilaku putra dan putrinya. Cara orang tua merampungkan masalah dan perselisihan menjadi contoh terbaik anak-anaknya. Jadi jika kita ribut bersama pasangan dengan cara tidak agresif atau penuh hormat, anak-anak bakal mengadopsi cara sama. Begitu juga dengan sebaliknya.

 

Jangan Ikut Campur

Lantas bagaimana caranya jika anak-anak kadung mulai bertengkar? Sebisa mungkin jangan ikut campur jika keributan masih dalam level wajar (tidak mengancam keselamatan satu sama lain). Jika orang tua terus mengintervensi perseteruan anak-anak, secara tidak langsung kita menciptakan masalah baru.

Anak-anak acapkali berharap kita membantu atau menyelamatkan mereka ketimbang belajar bagaimana menghadapi masalah secara mandiri. Ada juga risiko, salah satu anak lebih dibela atau disayang ketimbang anak lain. Alih-alih memilah, dorong anak-anak merampungkan krisis di antara mereka.

Kendati demikian, kadang perseteruan cukup mengganggu sampai butuh intervensi orang tua. Langkah paling gampang dengan memisahkan mereka sampai masing-masing tenang. Cara meredam konflik paling mudah dengan memberikan ruang pada yang terlibat. Jika eskalasi konflik masih tinggi, pisahkan sampai emosi masing-masing lebih adem.

Jangan keburu fokus menyalahkan sakah satu anak. Tidak ada perkelahian kalau tidak diikuti lebih dari satu anak. Siapapun yang terlibat, sama-sama bersalah. Setelah itu baru terapkan situasi sama-sama menang. Misalkan ketika mereka rebutan permainan, cari permainan yang bisa dimainkan bareng.

Ingat, penting bagi anak mengatasi perselisihan mereka sendiri. Dengan cara tersebut mereka secara tidak langsung juga belajar kehidupan seperti melihat dari sudut pandang orang lain, cara kompromi, negosiasi, dan menekan sikap agresif. (JIBI/Mahardini Nur Afifah)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 06:27 WIB

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement