Advertisement

Jadi Orang Tua Jangan Selingkuh, Bisa Berdampak Buruk pada Anak

Bunga Citra Arum Nursyifani
Rabu, 26 September 2018 - 20:35 WIB
Maya Herawati
Jadi Orang Tua Jangan Selingkuh, Bisa Berdampak Buruk pada Anak Ilustrasi Pasangan - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Banyak anak-anak yang ketenangan hidupnya terganggu akibat salah satu orangtuanya terlibat hubungan dengan orang ketiga. Maka dari itu, orangtua harus bersikap bijak dalam menghadapi masalah perselingkuhan pasangannya. 

Menurut Pingkan C. B. Rumondor, psikolog dari Universitas Bina Nusantara (BINUS),  perselingkuhan orangtua dapat memberikan berbagai dampak pada anak, baik dampak jangka pendek maupun jangka panjang.

Dampak jangka pendek, khususnya bagi anak usia sekolah dan remaja yang pertama adalah perasaan bersalah.

Menurutnya, mereka belum paham betul apa yang terjadi pada orangtua mereka. Yang anak lihat adalah bahwa hubungan orangtua menegang dan bisa jadi anak mengatribusikan ketegangan yang terjadi sebagai kesalahan mereka.

Selanjutnya ada perasaan malu, terutama jika perselingkuhan orangtua menjadi bahan pembicaraan teman dan keluarga besar. Selainitu, ketegangan serta perubahan rutinitas keluarga yang disebabkan perselingkuhan bisa membuat anak merasa tidak sejahtera di rumah.

“Perasaan ini juga dapat terbawa ke lingkungan sekitar, misalnya di sekolah atau di kelompok teman sepermainannya. Hal ini juga bisa membuat remaja mencari perasaan nyaman melalui alkohol atau obat-obatan aditif,” jelas Pingkan beberapa waktu lalu.

Hal tersebut nantinya juga diikuti dengan penurunan prestasi belajar, penurunan self-esteem  atau perasaan bahwa dirinya berharga, bahkan ada kemungkinan si anak kehilangan kontak dengan salah satu pihak.

Jika perselingkuhan berujung pada perceraian, lanjut Pingkan, penelitian menemukan bahwa dalam 2 tahun anak akan kehilangan kontak dengan ayahnya. Akibatnya, ia kurang mendapatkan figur ayah (atau ibu) dalam perkembangannya. Kehilangan ini bisa menimbulkan kesedihan dan kecemasan tersendiri.

“Pada remaja, perselingkuhan orangtua bisa membuat dirinya menutup diri terhadap seks atau malah memiliki perilaku seks yang bebas dan beresiko,” katanya.

Dampak jangka panjangnya, si anak bisa memiliki kecemasan dalam membina hubungan intim di kala dewasa. Selain itu, dia juga sulit percaya pada orang lain, terutama pasangan, karena teringat perselingkuhan yang pernah dilakukan salah satu orangtua.

Pingkan mengakui bahwa sulit membuat anak tidak ikut menyalahkan orangtua yang berselingkuh. Terutama saat pihak yang diselingkuhi kerap menyalahkan pasangannya. Oleh karena itu, dia menyarankan, cara meminimalisasi hal ini adalah dengan tidak melakukan hal itu di depan anak.

Sebab, lebih penting mengatasi rasa marah atau kecewa anak terhadap orangtuanya yang berselingkuh. 

Advertisement

“Sebisa mungkin curahkan perasaan marah anda langsung ke pasangan di ruangan berbeda dengan anak. Lalu hindari menjelekkan pasangan di depan anak, atau mengirimkan pesan-pesan sinis pada pasangan melalui anak,” ujar Pingkan.

Meskipun orangtua yang diselingkuhi juga sedang berada dalam tahap sedih, sakit, kecewa, marah, namun penting mengajak anak komunikasi tentang perasaannya terhadap peristiwa perselingkuhan yang terjadi.

“Bantu anak melakukan langkah-langkah mengatasi perasaan-perasaan tersebut. Jika orangtua merasa tidak mampu, sarankan anak untuk bertemu konselor atau psikolog atau dorong anak mencurahkan perasaannya pada anggota keluarga lain yang dekat dengannya,” papar Pingkan.

Bijakkah membeberkan perselingkuhan tersebut terhadap anak? Pingkan berpendapat, cepat atau lambat, anak dapat merasakan ketegangan yang terjadi akibat perselingkuhan salah satu orangtuanya. Jadi, membicarakan perselingkuhan pada anak merupakan tindakan bijak. Dengan catatan, pembicaraan ini harus direncanakan dahulu.

Hal yang bisa dilakukan orangtua yakni berbicara berdua, namun satu suara,  dengan anak, ceritakan peristiwa perselingkuhan yang terjadi, tanpa detilnya serta dampaknya pada hubungan pernikahan. Tekankan
bahwa apapun yang terjadi ayah dan ibu sayang dan peduli pada anak, meskipun hubungan mereka sedang goncang.

Orangtua juga bisa berusaha memperbaiki pernikahan dan hubungan yang rusak karena perselingkuhan. Hal ini akan membuat anak belajar bahwa orangtua bisa melakukan kesalahan, yaitu selingkuh,namun berusaha memperbaiki kembali. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Jumat 29 Maret 2024

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 01:17 WIB

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement