Advertisement
Ingin Meredakan Stres? Minumlah Secangkir Teh
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Secangkir teh saat Anda mengalami ketegangan dalam pekerjaan tak hanya menenangkan, tetapi juga membantu Anda tetap fokus.
Sebuah penelitian dirilis dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences yang menarik kesimpulan manfaat teh dapat mengarah pada pengobatan baru bagi penyakit mental.
Advertisement
Dr Sridhar Vasudevan dari Universitas Oxford mengatakan memberi kelangkaan hasil pengobatan dalam psikiatri, hasil ini sangatlah berarti.
Penelitian ini mendukung penemuan sebelumnya bahwa orang yang minum teh hitam memiliki kadar hormon stres yang rendah dalam tubuhnya.
Para ilmuwan , dari Unoversitas College, London, menemukan orang yang meminum teh mampu meredakan stres lebih cepat dari pada mereka yang minum minuman pengganti teh.
Mereka yang minum ramuan teh hitam empat kali sehari selama enam minggu juga diketahui memiliki kadar hormon stress kortisol lebih rendah dalam darah setelah kejadian stress, dibandingkan dengan grup orang yang minum placebo.
Studi membagi 75 peminum teh pria menjadi dua grup dan memonitor mereka selama enam minggu.
Mereka semua tidak minum teh, kopi dan minuman berkafein normal, mereka diberi campuran minuman berkafein yang diberi rasa teh buah terbuat dari unsur rata-rata secangkir teh hitam.
Grup lain diberi placebo kafein yang rasanya mirip tapi tanpa bahan aktif teh. Jika Anda merasa stres di kantor, secangkir teh manis atau kopi rasanya cocok.
Konsumsi Gula
Menurut para ilmuwan, konsumsi gula dapat menekan hormon kortisol yang dikeluarkan dalam tubuh saat kita mengalami stres.
Para ilmuwan di Amerika Serikat meneliti dampak minuman manis pada 19 wanita usia antara 18 dan 40. Separuh dari grup diberi minuman manis pada saat sarapan, makan siang dan makan malam selama 12 hari, sementara separuh lainnya minum minuman yang diberi pemanis buatan aspartam.
Para relawan diinstruksikan untuk tidak mengkonsumsi minuman bergula lain, termasuk jus buah, di luar waktu itu.
Sebelum dan sesudah periode penelitian, para wanita diberi sebuah tes Matematika yang sulit dan kemudian melalui pindai MRI untuk mengukur tanggapan otak terhadap stress.
Contoh air liur juga digunakan untuk mengukur tingkat kortisol, yang diproduksi oleh kelenjar adrenal.
Wanita yang diberi minuman bergula mengeluarkan lebih sedikit kortisol selama tes Matematika dari pada mereka yang diberi minuman dengan pemanis buatan.
Semua minuman berwarna teh namun didesain untuk menyamarkan elemen seperti aroma, rasa dan keakraban rebusan, untuk mengeliminasi faktor-faktor seperti efek menyamankan meminum secangkir teh.
Kedua grup diarahkan agar terpapar pada satu dari tiga situasi penuh tekanan-ancaman pemecatan, tuduhan menguntit atau kecelakaan di panti jompo-di mana mereka dituntut menyiapkan respons verbal dan berargumentasi kasus mereka di depan kamera.
Tugas yang dibidik peningkatan "besar" dalam tekanan darah, denyut jantung dan peringkat stres subyektif di kedua grup.
Namun 50 menit setelah tugas, tingkat kortisol telah menurun dengan rata-rata 47% pada peminum teh dibanding 27% pada peminum teh palsu. "Minum teh secara tradisional telah diasosiasikan dengan meredakan stres dan banyak orang percaya minum teh bisa membantu mereka rileks setelah menghadapi stres setiap harinya dalam kehidupan,” ujarProfessor Andrew Steptoe dari Departemen Epidiomology dan Kesehatan Masyarakat UCL University belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Muncul Wacana Pilihan Lurah di Gunungkidul Tahun Depan Digelar Dua Kali
Advertisement
Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
Advertisement
Berita Populer
- 11 Cara Kematian Paling Menyakitkan Menurut Sains
- Selain Enak, Deretan Makanan Super Ini Bisa Cegah Penyakit
- Manfaat Tertawa, Menggigil, hingga Muntah pada Tubuh Anda
- Sejumlah Zodiak Ini Diramalkan Menikah di Tahun 2023
- Seorang Ibu Minum ASI Sendiri karena Tak Rela Jika Dibuang
- Wajah dan Tubuh Tidak Simetris, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement