Advertisement

Hypnoteaching Dinilai Mampu Atasi Emosi Berlebih pada Anak

Abdul Hamied Razak
Minggu, 11 November 2018 - 23:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
Hypnoteaching Dinilai Mampu Atasi Emosi Berlebih pada Anak Konselor Keluarga Arsyita Rokhma saat mengisi Seminar Parenting Hypnoteaching di KPP Hotel Jogja, Sabtu (10/11/2018). - Harian Jogja/Abdul Hamid Razak

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Banyak orang tua dan pendidik yang masih salah kaprah menangani emosi anak. Terutama saat menghadapi anak menangis, ngambek, marah, ataupun mengalami tantrum.

Wakil Kepala Playground & Taman Kanak Islam dan Modern (TKIM) Bhakti Mulia Jogja, Nurul Hidayah mengatakan perlu dilakukan penanganan yang tepat saat anak mengalami emosi yang sedang tidak stabil. Salah satunya dengan menerapkan Hypnoteaching.

Advertisement

"Hipnotis ini bentuknya komunikasi dengan anak, dengan kata-kata positif, dilakukan pada waktu yang tepat," katanya di sela Seminar Parenting Hypnoteaching di KPP Hotel Jogja, Sabtu (10/11/2018).

Kapan waktu yang tepat bagi orang tua untuk berkomunikasi dengan anak? Menurut Nurul, saat anak menangis, ngambek bahkan mengalami tantrum kemudian orang tua berkomunikasi dengannya, hal itu dinilai bukan waktu yang tepat.

"Jangankan komunikasi negatif, meski orang tua berkomunikasi positif pun hal itu bukan waktu yang tepat. Saat anak menangis, biarkan. Selesaikan dan biarkan anak merasakan emosinya," kata Nurul.

Jika anak menangis terlalu lama, orang tua tinggal memberikan pengertian dan batas waktu kepadanya untuk berhenti menangis. Misalnya sampai jam sekian agar konsentrasi anak terpecah untuk terus menangis.

"Anak berhak menangis. Masa meluapkan emosi ini untuk setiap anak berbeda-beda. Kalau anak menangis kepanjangan, dikasih pengertian boleh menangis sampai jam sekian? Tentu konsentrasi anak diharapkan terpecah dan tidak menangis lagi," katanya.

Cara seperti itu akan mendorong anak untuk memahami perbuatannya dan membangun kesadaran pada dirinya. Sebaliknya jika saat anak menangis kemudian orang tua memarahinya, maka anak akan mengulangi perbuatannya. Bahkan anak cenderung melawan dan tidak menghormati orang tua.

"Jangan sampai orang tua mengulangi kesalahan yang sama. Apalagi saat ini membangun etika anak lebih sulit dibandingkan membangun aspek kognitif nya," ujar Nurul.

Sudah saatnya orang tua sekarang ini mampu mendidik anak sesuai dengan zamannya. Menurutnya, anak saat ini cenderung sulit menerima sesuatu apa adanya, kritis. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi dan gadget di mana anak bebas mendapat informasi.

"Orang tua dan guru harus kreatif mengkondisikan anak-anak. Metode ini juga kami tetapkan di sekolah. Seminar ini diikuti 150 guru paud se DIY dan Jateng," kata Panitia Seminar Parenting itu.

Sementara, Trainer dan Owner Rumah Cerdas Arsyita Rokhma mengatakan anak yang sulit diarahkan bisa diatasi dengan metode hypnoteaching. Metode ini mengaktifkan alam bawah sadar anak sehingga di lain waktu diharapkan anak bisa mengubah perilaku negatifnya menjadi sesuatu yang luar biasa.

Metode ini, katanya juga efektif untuk mengubah karakter anak menjadi semakin lebih baik. "Kami berharap agar metode ini diterapkan oleh guru dan orang tua dan menyebarkan ke lingkungan masing-masing. Ini penting agar berdampak positif bagi masa depan anak," kata Arsyita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Lulusan Pertanahan Disebut AHY Harus Tahu Perkembangan Teknologi

Sleman
| Kamis, 25 April 2024, 20:37 WIB

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement