Advertisement

TIPS KESEHATAN : Hati-hati! Penyegar Ruangan Dapat Menjadi Racun

Mediani Dyah Natalia
Selasa, 23 Februari 2016 - 00:20 WIB
Mediani Dyah Natalia
TIPS KESEHATAN : Hati-hati! Penyegar Ruangan Dapat Menjadi Racun Ilustrasi seorang perempuan menyemprotkan penyegar udara di rumah (Mirror)

Advertisement

Tips kesehatan berikut mengenai bahaya penyegar udara atau produk pembersih ruangan.

Harianjogja.com, INGGRIS-Uap toksik dari penyegar udara dan produk pembersih rumah menjadi penyebab ribuan orang meninggal.

Advertisement

Dilansir dari Mirror, Minggu (21/2/2016), data terakhir menyebutkan benda dan peralatan rumah tangga atau kantor memiliki hubungan dengan kematian 99.000 orang di Eropa.

Laporan dari Royal College of Physicians (RCP) dan the Royal College of Paediatrics and Child Health (RCPCH) mengungkapkan mengenai bahaya tersembunyi dari pembersih yang digunakan di rumah.

Setiap hari, produk pembersih dapur, pemanas air dan semprotan obat nyamuk berkontribusi terhadap kualitas udara di dalam ruangan. Laporan ini dipublikasikan dengan judul Setiap Nafas yang Kita Hiruf : Bahaya Polusi Udara dalam Jangka Panjang.

Emisi karbon moniksida yang paling fatal dari penyegar udara. Tiap digunakan, senyawa kimia yang terkandung di dalamnya, yang bernama olatile organic dapat menyerang paru-paru dan serangan jantung.

Walaupun anak muda dan lanjut usia yang biasa terpapar bahan kimia tersebut, sebenranya bahaya jangka panjang itu dapat dialami setiap orang dari berbagai usia.

"Polusi udara ini dapat juga memiliki dampak buruk lain, misal janin tidak berkembang sempurna, paru-paru dan ginjal juga tak dapat berkembang hingga keguguran. Selain itu, polusi ini dapat mengakibatkan risiko serangan jantung dan stroke lebih tinggi. Semakin lama menghirup, penyakit lain yang dapat terjadi adalah asma, diabetes, dimensia, obesitas dan kanker," papar laporan tersebut.

Melalui penelitian ini diharapkan pemerintah memberikan kekuatan baru bagi otoritas lokal melindungi masyarakat denganĀ  membatasi penggunaan emisi di luar ruangan. Jika terdeteksi peningkatan polusi udara, pihak terkait dapat menutup atau mengalihkan jalan, terutama daerah yang berada di dekat sekolah.

Dr Andrew Goddard, dari Royal College of Physicians, mengatakan," "Ketegasan mengatasi polusi udara di Inggris akan mengurangi rasa sakit dan penderitaan dalam jangka panjang bagi banyak orang," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Kamis 25 April 2024

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 04:57 WIB

Advertisement

alt

Kemenkes Buka Pendaftaran Lowongan Nakes untuk 4 Rumah Sakit

News
| Kamis, 25 April 2024, 01:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement