Advertisement

TIPS KEHAMILAN : Ini Rahasia Hamil Anak Kembar

Mediani Dyah Natalia
Selasa, 24 Mei 2016 - 00:20 WIB
Mediani Dyah Natalia
TIPS KEHAMILAN : Ini Rahasia Hamil Anak Kembar Ilustrasi bayi kembar (www.newhealthadvisor.com)

Advertisement

Tips kehamilan untuk pasangan yang ingin anak kembar.

Harianjogja.com, AMSTERDAM -- Peneliti dari Amsterdam mengungkap faktor apa saja yang membuat pasangan dapat memiliki satu anak, sedangkan pasangan lain dapat memiliki anak kembar.

Advertisement

Dilansir dari Dailymail, Rabu (11/5/2016), perbandingan kelahiran anak kembar mencapai satubanding 100 kehamilan. Faktor penyebab pasangan dapat memiliki anak kembar tak identik ternyata berhubungan erat dengan faktor genetik. Gen apa saja yang dapat membuat hal tersebut terjadi hingga saat ini belum teridentifikasi secara detil.

Peneliti menyampaikan ada dua gen yang berkaitan dengan angka kelahiran kembar. Adapun faktorpenyebab terbesar berhubungan dengan kapan ibu tersebut mengalami menstruasi untuk pertama kali, usia menopause dan ketidaksuburan.

Riset ini dilakukan oleh Dr Hamdi Mbarek dan Profesor Dorret Boomsma dari Vrije, Universitas Amsterdam. Kajian ini menggunakan data penduduk yang terdaftar kembar selama 30 tahun.

Pertanyaan mengenai etilogi [studi yang mempelajari tentang sebab dan asal muasal] kelahiran kembar banyak ditanyakan pada responden.

Gen pertama yang berhubungan kelahiran kembar adalah gen coding. Gen ini berperan untuk sekresi folikel yang umum disebut Follicle Stimulating Hormone, Beta Polypeptide (FSHB).

Hormon ini dilepaskan kelenjar yang ada di bawah otak, bagian otak kecil ini yang memberikan perintah ke seluruh hormon tubuh.

Gen ini juga menjadi patokan untuk mengetahui kesuburan, termasuk usia seorang gadis mengalami menstruasi, menopaise, jumlah anak, usia anak pertama dan terakhir serta polycystic ovary syndrome atau penyebab seorang perempuan tak subur.

Faktor kedua yang berhubungan dengan kelahiran kembar adalah gen SMAD3. Gen ini berhubungan dengan cara ovarium merespon folikel.

Kembar tak identik atau dikenal dengan nama dizygotic, berkembang dari dua telur dan dua folikel dan dipisahkan oleh sel sperma.

Ketika kembar identik berkembang dari satu embrio membelah, dizygotic kembar kemudian berkembang dengan dilepaskannya sel telur dari indung telur (ovulasi).

Peneliti mengkaji 1.980 ibu yang melahirkan bayi kembar secara spontan. Selain itu, responden juga diseleksi, hanya ibu yang dapat menjadi responden adalah mereka yang hamil secara alami atau tak mengalami terapi kesuburan.

Profil genetik ini kemudian saling dibandingkan dan direplikasi menggunakan kelompok deCODE di Islandia. Dari perbandingan ini diketahui kemungkinan ibu yang memiliki anak kembar dizigotic meningkat sebesar 29% jika ibu memiliki gen kembar, atau keduanya ada di dalam genom.

"Penemuan gen utama di balik misteri kembar dizigotic spontan telah lama ditunggu untuk kepentingan ilmiah yang besar dan kebutuhan klinis, " kata Profesor Boomsma.

"Ke depan, pengembangkan tes genetik sederhana berdasarkan top hits dapat membantu proses identifikasi siapa yang berisiko respon yang tinggi terhadap pengobatan hormonal dan kemungkinan kalibrasi, upaya ini untuk mencegah komplikasi sindrom hiperstimulasi ovarium dengan IVF, "tambah Dr Mbarek.

Selain temuan di atas, masih ada gen lain yang dapat ditemukan untuk mempengaruhi spontan dizygotic kembar. Temuan ini muncul dalam jurnal ilmiah internasional The American Journal of Human Genetics.

Peneliti lain yang terlibat dalam penelitian ini berasal dari VU Medical Centre, QIMR Berghofer Medical Research Institute, Institut Avera Genetika Manusia di Sioux Falls dan Minnesota Pusat Penelitian untuk Keluarga dan Kelahiran Kembar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

PPDB Kelas Khusus Olahraga untuk SMP Negeri di Bantul Mulai Dibuka

Bantul
| Selasa, 23 April 2024, 21:07 WIB

Advertisement

alt

Program Desa Bersih Narkoba Bisa Menggunakan Dana Desa

News
| Selasa, 23 April 2024, 17:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement