Advertisement

Bergaya dengan Tas Kulit Tanpa Dijahit dari Janedan

Maya Arina Pramudita
Rabu, 04 April 2018 - 04:10 WIB
Maya Herawati
Bergaya dengan Tas Kulit Tanpa Dijahit dari Janedan Salah satu produk tas tanpa dijahit dari Janedan - ist/Janedan

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Konsep slip and lock dipakai oleh produsen tas kulit Janedan. Konsep ini menghasilkan tas-tas kulit tanpa jahitan. Bisnis Janedan dibangun dari keinginan menghadirkan produk yang unik dan simpel.  

Janedan dibangun oleh tiga orang yaitu sepasang suami istri Agatha Dwi Anita dan Adi Nugroho, plus satu lagi co-founder yaitu Astho Setyo Sasono.
 
Agatha menceritakan awalnya Janedan mengikuti program Innovating Jogja 2016, program ini merupakan proyek percontohan dari inisiatif bersama Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Trade Corporation Facility (TCF) Uni Eropa, bekerja sama dengan Bank BNI. Dengan seleksi yang ketat, Janedan berhasil menjadi tiga besar dari 12 besar usaha yang telah terpilih.

Ia menyebutkan, nama Janedan telah diluncurkan pada 30 Juni 2016, tapi pengembangan produknya dilakukan setelah berlangsungnya Innovating Jogja.

“Dulu pertama-tama kami berusaha dengan memproduksi tas kanvas, tapi kami tidak menemukan penjahit yang pas dan mengalami kekecewaan saat proses penjahitan yang tidak sesuai harapan. Akhirnya kami memiliki ide bagaimana menciptakan produk tanpa dijahit,” ujar Agatha kepada Harian Jogja pekan lalu.

Produk tas kulit Janedan ini dapat terbentuk dari lembaran kulit yang didesain dan dipotong sesuai ukuran kemudian dirangkai menjadi sebuah tas dengan teknik penguncian lipatan seperti origami.

Seluruh proses pembuatan dilakukan dengan beberapa kali percobaan hingga menemukan ukuran dan rumus yang pas. Beberapa tas produksi Janedan memiliki detail motif khas nusantara seperti motif Toraja. Ada beberapa produk yang memiliki detail sentuhan jahitan namun jahitan tersebut pun dilakukan dengan jahit tangan.

“Pada saat proses pembuatan prototipe dan desain awal kami mengalami beberapa kali percobaan, perlu ukuran yang pas dan hitungan tertentu dalam satu lembar kulit yang dirangkai menjadi tas. Kalau untuk proses merangkainya itu mudah,” kata Astho.

Menurut Astho, bahan yang digunakan harus kulit dengan kualitas yang baik. Lebarnya pun harus pas karena konsep kulit utuh yang dilipat sesuai dengna pola dan desain utama. Kulit harus memiliki ketebalan yang sama dalam setiap lembarnya.

Hingga kini, Janedan telah memiliki sekitar 12-15 jenis produk. Varian produk tersebut meliputi tas jinjing, dompet, pouch, card holder dan key chain. Saat ini terdapat beberapa varian warna yang diproduksi meliputi warna hitam, warna cokelat dan tan.

“Kalau untuk desain tas itu sudah pakem dari kami, tapi untuk grafir nama dan warna bisa di-request,” kata Aghata.

Minimalis dan Elegan
Janedan ingin konsisten menghadirkan produk minimalis yang elegan dan membidik segala umur penyuka barang unik, simpel dan berseni. “Biasanya orang-orang berusia 30 tahunan lah yang membeli produk ini,” ujar Astho.
 
Para pendiri Janedan ingin terus mengembangkan usahanya hingga dapat dikenal sampai mancanegara. Untuk produk tas, Janedan mematok harga mulai dari Rp200.000 sampai Rp989.000.

Dalam penjelasannya, harga produk Janedan dirasa masuk dalam kategori harga yang tinggi karena bahan baku kulit yang digunakan merupakan selembar kulit utuh dan lebar.

 

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Stringer

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Serangan Wereng Meluas, DPP Kulonprogo Basmi dengan Pestisida

Kulonprogo
| Selasa, 23 April 2024, 15:07 WIB

Advertisement

alt

Kemendagri Sebut Dana Desa Bisa Digunakan untuk Pemberantasan Narkoba

News
| Selasa, 23 April 2024, 14:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement