Advertisement
Diet Gula Tak Melulu Jadi Solusi Hidup Sehat

Advertisement
Harianjogja.com, TORONTO-Diet rendah gula dalam kehidupan sehari-hari bukan satu-satunya solusi menjalani pola makan sehat.
Selama ini gula kerap dipercaya sebagai penyebab obesitas alias kegemukan, penyebab tipe 2 diabetes, pemicu penyakit jantung dan mendorong pertumbuhan beberapa tipe kanker.
Faktanya, gula bukan satu-satunya biang kerok kegemukan dan penyakit-penyakit tersebut. Yang pasti penyakit itu datang karena porsi makan yang berlebihan, rutinitas yang tak sehat, makanan olahan, dan tentu saja makanan siap saji semua memainkan peran sebagai pemicu beragam penyakit.
Menurut Nationalpost, banyak yang percaya selama ini makanan kita terlalu banyak mengandung gula. "Rata-rata manusia mendapatkan 15 persen kalori dari konsumsi gula harian," ujar Christy Brissette, edukator diet dan kesehatan terpercaya asal Toronto, Kanada, Sabtu (7/4/2018).
Christy menambahkan rata-rata asupan kalori itu agak melenceng hitung. Sebab yang yang dihitung adalah jumlah rata-rata pada orang dewasa, padahal konsumsi pada remaja dan anak-anak seharusnya lebih dari itu.
WHO merekomendasikan asupan kalori harian pada manusia adalah 10% per hari, yang artinya kita harus segera mengurangi sebanyak 5%.
Di Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA) merekomendasikan pengurangan konsumsi gula tambahan harian hingga 12,5 sendok teh per hari.
Indeks Glikemik
Brissette menyebut sebenarnya ada yang lebih penting dilakukan daripada memikirkan dengan tengang mengurangi asupan gula harian, yaitu memahami indek glikemik.
Sebab pengaruh gula terhadap metabolisme tubuh tergantung pada berapa banyaknya makanan yang dimakan. Glikemik adalah zat karbohidrat dalam gula darah.
Indeks Glikemik (IG) adalah standar yang digunakan pada pasien diabetes. Indek ini direkomedasikan oleh para profesional di bidang kesehatan salah satunya Asosiasi Diabetes Kanada (Canadian Diabetes Assocciation).
Memahami IG lebih mudah dan tepat dilakukan daripada mendorong pengurangan konsumsi gula harian. IG dihitung dari dari glukosa yang dilepaskan ke dalam darah dari berbagai tingkatan berbeda, tergantung karakteristik nutrisi makanan.
Penting untuk memahami bagaimana gula dikonsumsi, dilihat dari jumlah dan jenis makanan yang dimakan. Dampaknya akan berbeda bagi tingkat gula darah.
Sebenarnya diet rendah gula yang tepat adalah dilihat dari jenis makanan dengan tinggi IG. Contohnya roti putih, makanan yang dipanggang, soft drink, jus (kemasan) dan kentang yang berwarna kekuningan adalah tergolong makanan dengan IG tinggi. Dan tentu saja adalah golongan pertama makanan yang harus dikurangi.
Lebih sederhananya begini, golongan makanan yang lebih cepat melepaskan glukosa dalam darah harus lebih dulu dihindari dibanding yang lambat.
Roti putih dan kentang adalah urutan pertama yang mengandung gula tinggi tapi rendah nutrisi lain. Urutan paling bawah adalah sayuran hijau, beberapa jenis biji-bijian dan kacang-kacangan.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Newswire
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

HUT Ke-78 TNI, 3 Matra Beri Layanan Kesehatan Gratis untuk Warga Jogja
Advertisement

Terbaru! Paspor Elektronik Bisa Diajukan di 102 Kantor Imigrasi Se-Indonesia
Advertisement
Berita Populer
- 11 Cara Kematian Paling Menyakitkan Menurut Sains
- Selain Enak, Deretan Makanan Super Ini Bisa Cegah Penyakit
- Manfaat Tertawa, Menggigil, hingga Muntah pada Tubuh Anda
- Sejumlah Zodiak Ini Diramalkan Menikah di Tahun 2023
- Seorang Ibu Minum ASI Sendiri karena Tak Rela Jika Dibuang
- Wajah dan Tubuh Tidak Simetris, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement