Advertisement

KOMUNITAS: Jogjacreatype, Menekuni Seni Menggambar Huruf

Salsabila Annisa Azmi
Rabu, 02 Januari 2019 - 10:35 WIB
Maya Herawati
KOMUNITAS: Jogjacreatype, Menekuni Seni Menggambar Huruf Workshop Komunitas Tombow dan Jogjacreatype - ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Guratan pena yang saling sambung menyambung menghasilkan berbagai macam rangkaian huruf yang indah di tangan anggota Komunitas Jogjacreatype. Di dalam komunitas ini, mereka saling berbagi ilmu tentang hand lettering (manual), digital lettering (digital) dan kaligrafi kepada masyarakat luas.

Lettering adalah seni menggambar huruf. Pada September 2014 adalah saat lettering mulai populer,  salah satu komunitas lettering di Jakarta mengadakan gathering dengan mengundang anggota-anggotanya di seluruh Indonesia.

Advertisement

Setelah sharing dan berlatih lettering bersama, mereka kembali ke kampung halamannya masing-masing dan mendirikan komunitas di kota-kota kecil. Salah satunya di Jogja.

“Awalnya komunitas ini bernama Belajar Menulis Jogja, tetapi pada 2016 ganti menjadi Jogjacreatype, tepat saat kami membuat seragam,” kata ketua Komunitas Jogjacreatype, Ahmad Fauzi, 26, kepada Harian Jogja belum lama ini.

Fauzi awalnya menemukan grup komunitas dari Facebook, di dalamnya terdapat banyak ilmu lettering dan kaligrafi yang ternyata masih belum dia pahami dan kuasai. Sejak saat itu Fauzi terus menekuni hobinya di dalam Komunitas Jogjacreatype. Fauzi tekun dalam komunitas, baik saat tren lettering muncul pada 2014, naik pada 2016 hingga 2017, maupun saat turun seperti tahun ini.

“Trennya memang mengacu pada pasar [bisnis], tidak bisa terbaca jelas, tapi tahun ini menurun. Yang banyak justru yang baru-baru mau belajar lettering. Tapi selama poster, baliho dan kawan-kawan masih ada, tipografi atau lettering akan tetap ada,” kata Fauzi.

Fauzi mengatakan saat ini banyak masyarakat yang antusias mempelajari seni tipografi, contohnya kaligrafi. Masyarakat umum yang berlatih bersama Komunitas Jogjacreatype biasanya mengikuti workshop berkala yang digelar oleh anggota komunitas.

Syarat mengikuti kelas workshop hanya minat dan komitmen, meskipun jumlah pesertanya akan dibatasi oleh panitia. Dalam workshop tersebut akan ada tema yang berbeda-beda. Misalnya kaligrafi menggunakan pena kuas, di mana peserta harus menggoreskan pena sekali tanpa putus. Ada juga workshop kaligrafi dengan pena ujung rata dan pena celup yang runcing.

Fokus Komunitas Jogjacreatype memang kaligrafi latin. Meskipun begitu, peserta juga diberi pengetahuan tentang hand lettering. Mereka menggores sketsa menggunakan pensil sebelum menebalkan garis menggunakan pena. Sketsa tersebut bisa dihapus jika mereka membuat kesalahan gores. Sedangkan tipografi merupakan satu huruf yang berdiri sendiri. Huruf itu dilukis menggunakan ornamen dan kombinasi ilustrasi.

Dalam workshop masyarakat umum yang berminat pada seni tipografi dan lettering akan dibimbing langsung oleh orang yang profesional dalam bidangnya. “Pengajar bisa dari luar komunitas maupun dalam komunitas. Tepenting adalah yang mengajar harus yang memang menguasai dalam bidangnya. Karena ilmu itu akan dipertanggungjawabkan. Kalau teman-teman yang datang sumber ilmunya dari kita saja, maka kita harus tanggung jawab atas kebenaran ilmu itu,” kata Fauzi.

Sesuai Kurikulum

Pengajar profesional yang diundang akan mengajar sesuai dengan kurikulum yang telah dirancang oleh anggota komunitas. Menurut Fauzi kurikulum dalam dunia seni tipografi dan kaligrafi sangat penting. Pasalnya terdapat berbagai langkah untuk mempelajari satu teknik lettering.

Setiap teknik lettering atau kaligrafi memiliki kurikulum yang berbeda-beda. “Step tidak bisa dilompati, harus menguasai satu untuk bisa step selanjutnya, oleh karena itu belajar lettering tidak bisa hanya sehari, butuh proses, disitulah tantangannya, karena terkadang banyak teman-teman yang bosan, belum mendalami satu bidang sudah beralih ke bidang lain, akibatnya enggak fokus,” jelas Fauzi.Tak seperti workshop lainnya, anggota komunitas memiliki target terhadap output dari workshop berkala yang digelar. Peserta workshop harus bisa melakukan minimal satu dua step dari kurikulum yang dipelajari dalam workshop.

Selain itu, peserta juga didorong untuk ikut secara rutin dalam kegiatan-kegiatan Komunitas Jogjacreatype. Bahkan mereka juga digandeng menjadi anggota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kembangkan Digitalisasi UMKM, Pemkot Libatkan Mahasiswa

Jogja
| Selasa, 16 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

alt

Konflik Israel di Gaza, China Serukan Gencatan Senjata

News
| Selasa, 16 April 2024, 19:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement