Advertisement

PARENTING: Menghadapi Anak Keras Kepala Harus Ekstra Sabar

Mahardini Nur Afifah
Sabtu, 09 Maret 2019 - 11:35 WIB
Maya Herawati
PARENTING: Menghadapi Anak Keras Kepala Harus Ekstra Sabar Ilustrasi anak-anak - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sikap keras kepala bisa menjangkiti anak mulai bayi sampai remaja. Sikap tersebut ada yang merupakan karakter anak. Tapi terkadang juga sinyal atau cara anak menunjukkan keinginan atau stres. Penting bagi kita memahami latar pemilihan sikap yang kerap bikin jengkel itu.

Sebagai orang tua, tentunya kita ingin karakter tersebut secara negatif mempengaruhi masa depan buah hati kelak. Berikut beberapa kiat efektif menghadapi anak ngeyel tanpa bikin tensi tinggi seperti dilansir Parenting.com.

Advertisement

Manfaatkan distraksi

Ada kalanya si kecil tidak setuju dengan arahan kita. Saat masih anak masih kecil dan memungkinkan didistraksi, coba gunakan cara ini untuk mengalihkan pendiriannya. Kita bisa mencoba jalan permainan apabila merayu sudah tidak mempan.

Jangan berdebat

Anak keras kepala selalu siap menghadapi pertengkaran. Setop berikan kesempatan itu. Sebagai gantinya, pinjamkan telinga untuk mendengar apa pun yang dikatakan anak dan mengubahnya menjadi percakapan alih-alih pertengkaran. Dengan menunjukkan kita siap mendengarkan sudut pandang mereka, anak cenderung lebih mendengarkan apa yang kita katakan.

Membangun koneksi

Jangan memaksa anak melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan. Hal itu cuma membuat anak lebih memberontak dan ngeyel mengerjakan kemauannya. Jika ingin si kecil berhenti menonton televisi dan mengerjakan PR, cobalah sejenak menonton televisi dengannya. Ini bisa menghasilkan persahabatan. Setelah beberapa saat kita baru membincangkan gol utama.

Tawarkan opsi alternatif

Memberitahu anak keras kepala sama dengan membangun jiwa pemberontak mereka. Sebaliknya, tawarkan pilihan sehingga anak merasa diberi kendali atas hidup mereka dan bisa memutuskan apa yang ingin mereka lakukani. Buat pilihan terbatas, maksimal tiga opsi, agar anak tidak bingung. Anak keras kepala sulit menerima penolakan langsung. Cobalah bernegosiasi alih-alih cuma menghukum.

Gunakan sudut pandang anak

Renungkan kenapa anak berperilaku atau bersikap seperti itu. Kita kadang punya pemikiran yang berseberangan dengan si kecil lantaran perbedaan nilai dan pengalaman. Hal itu tak jarang melahirkan perdebatan.

Jaga iklim damai

Buat rumah menjadi tempat anak merasa bahagia, nyaman, dan aman setiap saat. Beri contoh bersikap sopan kepada semua orang di rumah, terutama pasangan. Hal itu jadi ladang belajar anak-anak. Mereka cenderung meniru apa yang mereka lihat. Penting bagi kita menghindari pertengkaran serta memperdegarkan hinaan atau cacian di depan anak.

Dorong perilaku positif

Berikan contoh dengan menunjukkan sikap positif setiap saat. Jika kita hobi menggunakan kata “tidak”, “tidak bisa”, atau “tidak akan”,  anak cenderung melakukan hal serupa. Pemilihan kata-kata tersebut secara tidak langsung menunjukkan sikap keras kepala kita. Tanpa disadari kita juga menunjukkan perilaku negatif dengan berbicara tanpa berpikir. Coba rajin bikin permainan dengan pertanyaan yang tidak hanya menghasilkan respons ya atau tidak. Buat kerangka pertanyaan sedemikian rupa sehingga jawabannya panjang. Ini mengirimkan pesan bahwa pendapan anak didengar dan dihargai.

Tetapkan aturan dan konsekuensi

Anak keras kepala membutuhkan aturan. Jadi, tetapkan batasan dan jelaskan harapan kita atas aturan tersebut. Minta masukan anak soal konsekuensi apa yang patut bagi mereka yang melanggar aturan tersebut. Konsistensi penting, tetapi bukan berarti harus kaku. Penting bersikap fleksibel pada saat tertentu, seperti saat berlibur atau pada momen anak menunjukkan sikap terpuji. Hal itu memberi pesan aturan dari orang tua bermanfaat dan tidak bermaksud menghukum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Solopos/Parenting.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pegagan Berpotensi Memperbaiki Daya Ingat, Guru Besar UGM: Meningkatkan Dopamin

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement