Advertisement

Kini Lurik Tak Lagi Membosankan

Lajeng Padmaratri
Rabu, 13 Maret 2019 - 06:37 WIB
Maya Herawati
Kini Lurik Tak Lagi Membosankan Lurik rancangan Rani Prasojo - Harian Jogja/Lajeng Padmaratri

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Lurik selama ini dipandang sebagai busana yang kaku karena motif garis lurusnya. Namun, di tangan Maharani Setyawan, lurik bisa dikreasikan menjadi busana yang chic dan fashionable.

Rani, begitu ia disapa, ingin lurik menjadi kain yang bisa dipakai untuk segala suasana dan segala kalangan. Sebab, ia mendapati orang luar negeri justru menunjukkan minat yang tinggi terhadap wastra Indonesia ini.

Advertisement

Melalui tema busana Autumn Winter, Rani menampilkan delapan look busana berbasis lurik yang didominasi warna merah, kuning, dan hijau dalam pagelaran Jogja Fashion Festival 2019, di Plaza Ambarrukmo, Jumat (8/3/2019).

"Saua pilih warna itu karena orang Indonesia menurutmu suka warna yang cerah," kata dia kepada Harian Jogja. Busana serupa pernah ia tampilkan dalam London Fashion Week 2019 lalu. Bedanya, yang ia bawa ke Inggris didominasi warna hitam dan cokelat.

Rani mengaku tidak memiliki latar belakang sebagai desainer busana sebelumnya. Namun, karena ia merupakan generasi ketiga dari lurik Prasojo, sebuah jenama lurik dari Pedan, Klaten, Jawa Tengah ia lantas merasa perlu untuk membawa lurik lebih digemari masyarakat untuk beragam agenda.

Melalui Autumn Winter, Rani membawa lurik menjadi busana yang cocok digunakan untuk musim penghujan di Indonesia. Desainnya itu didominasi jaket yang mulanya memang ia desain untuk musim dingin di London Fashion Week.

Tak hanya busana, perempuan yang baru saja memasuki dunia desainer dua tahun belakangan ini juga berkeinginan untuk menampilkan lurik untuk berbagai aksesori. Ia turut mendesain sepatu boots, topi musim dingin, hingga koper dengan motif lurik.

Bukan hanya lurik yang ia pakai untuk Autumn Winter. Rani juga menambahkan beberapa motif tenun ikat yang juga diproduksi dari Pedan, Klaten.

"Saya itu memang pengin lurik itu dipandang berbeda, lebih modern gitu. Jadi saya menampilkan lurik yang bisa diterapkan ke berbagai hal juga," jelas perempuan berusia 37 tahun ini.

Kegigihan tersebut dilatarbelakangi kondisi perajin lurik di Pedan, Klaten yang menurutnya tidak boleh berhenti produksi. Maka dari itu, ia berupaya memasarkan lurik hingga kancah internasional.

Dengan model baju yang terbilang kasual itu, Rani berharap rancangan desainnya bisa dipakai oleh berbagai kalangan, terutama anak muda. "Tapi sekarang yang agak tua pun mau pakai yang kasual gitu biar terlihat lebih muda," tuturnya.

"Jangan pernah malu memakai produk dalam negeri, karena kalau bukan kita siapa lagi," tegasnya. Koleksi rancangan Rani dapat dilihat melalui Instagram @prasojonyrani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tunggu Pemberangkatan, Begini Persiapan Ibadah Haji asal Sleman

Sleman
| Kamis, 18 April 2024, 14:57 WIB

Advertisement

alt

Badan Geologi Menyebut Ketinggian Tsunami Akibat Erupsi Gunung Ruang Diprediksi hingga 25 Meter

News
| Kamis, 18 April 2024, 12:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement