Advertisement

PARENTING: Awasi Anak saat Menyikat Gigi, Ini Alasannya

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 14 Maret 2019 - 09:47 WIB
Maya Herawati
PARENTING: Awasi Anak saat Menyikat Gigi, Ini Alasannya Ilustrasi - Vadentist

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Menurut penelitian terbaru yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, terlalu banyak anak kecil yang menggunakan terlalu banyak pasta gigi. Hal ini meningkatkan risiko gigi bergaris-garis atau bernoda ketika mereka bertambah tua.

Studi ini mengungkapkan bahwa sekitar 40% anak-anak berusia antara tiga hingga enam menggunakan sikat gigi yang penuh atau setengah penuh pasta gigi. Padahal para ahli merekomendasikan tidak lebih dari jumlah pasta seukuran kacang polong untuk kelompok umur ini.

Advertisement

Studi ini dilakukan pada 5.000 anak berusia antara tiga hingga 15 tahun.

Pakar kesehatan merekomendasikan bahwa setiap orang harus minum air dengan fluoride dan setiap orang yang berusia lebih dari dua tahun harus menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride.

Fluoride memiliki banyak manfaat kesehatan tetapi perlu digunakan dengan hati-hati, kata seorang dokter gigi anak dari Chicago. Fluoride adalah mineral yang ditemukan di tanah dan air. Para ilmuwan mengatakan orang yang memiliki air dengan fluoride memiliki lubang lebih sedikit pada zaman dahulu. Penemuan ini mengarah pada penambahan fluoride ke pasta gigi, obat kumur, air ledeng dan produk lainnya.

Meskipun menyikat gigi dengan pasta gigi berfluoride penting tetapi jumlahnya penting. Anak-anak di bawah tiga seharusnya hanya menggunakan pasta gigi sebesar ukuran sebutir beras. Anak-anak antara tiga hingga enam, seperti yang disebutkan di atas seharusnya menggunakan jumlah seukuran kacang polong.

Karena pasta gigi rasanya manis, banyak anak makan pasta gigi bahkan sebelum mereka mulai menyikat gigi. Bahkan beberapa orang dewasa menerima menjilat pasta karena rasanya manis.

Terlalu banyak fluoride ketika gigi terbentuk dapat menyebabkan bintik di kemudian hari, juga disebut fluoride gigi. Dalam kasus ekstrem, gigi bisa diadu oleh fluoride.

Asupan fluoride berlebihan terjadi ketika orang mengonsumsi air tanah yang secara alami kaya akan fluoride atau mengonsumsi makanan (tanaman) yang diirigasi dengan air tanah. Paparan yang parah dapat menyebabkan fluorosis skeletal yang melumpuhkan, yang selanjutnya dapat menyebabkan osteosclerosis, kalsifikasi ligamen dan tendon dan kelainan bentuk tulang.

Fluorosis telah meningkat dari tiga dekade terakhir dan mempengaruhi dua dari lima remaja. Jadi, orang tua harus memantau anak-anak mereka saat mereka menyikat gigi dan memastikan mereka tidak menggunakan terlalu banyak.

Menghilangkan kelebihan air fluoride dari air minum bisa mahal. Jadi, penting bagi pemerintah setempat untuk memilih cara terbaik untuk mengatasi kelebihan fluoride.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia/Timesofindia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Program Transmigrasi, DIY Dapat Kuota 16 Kepala Keluarga

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 09:07 WIB

Advertisement

alt

Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Gorontalo

News
| Kamis, 25 April 2024, 04:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement