Advertisement

Philip Iswandono, Gencar Mengampanyekan Sarung Jadi Busana Sehari-hari

Lajeng Padmaratri
Selasa, 19 Maret 2019 - 08:22 WIB
Maya Herawati
Philip Iswandono, Gencar Mengampanyekan Sarung Jadi Busana Sehari-hari Philip Iswardono mengenakan sarung rancangannya - ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sejak zaman dulu, masyarakat Indonesia di berbagai daerah terbiasa menggunakan sarung sebagai pakaian sehari-hari. Sarung makin terlupakan dengan membanjirnya tren busana modern. Hal ini yang membuat Philip Iswardono kembali mengenalkan sarung untuk pakaian sehari-hari.

Sejak 2012, Philip bersama Indonesian Fashion Chamber (IFC) fokus mengampanyekan penggunaan sarung untuk pakaian sehari-hari. Bukan tanpa alasan, ia melihat sarung sebagai kebudayaan Indonesia kini hanya dipakai oleh segelintir kalangan, terutama kaum santri dan pria-pria yang memiliki kegiatan seperti pengajian dan kenduri. Padahal, dulunya masyarakat di berbagai daerah mengenakannya sehari-hari, baik kaum laki-laki maupun perempuan.

Advertisement

Mulanya, sarung yang tradisional memang berbentuk silinder dengan lubang di bagian atas dan bawah dengan pemakaian dilipat sedemikian rupa di bagian pinggang. Namun, melalui kampanye Sarong is My New Denim’, Philip ingin menunjukkan bahwa sarung tidak terbatas pada bentuk tabung, melainkan bisa dikreasi dengan berbagai bentuk. Asalkan, masih memiliki akar ke asal-usulnya yaitu penggunaanya dililit di bagian pinggang.

Jika selama ini sarung hanya dipakai oleh kaum lelaki untuk acara-acara tertentu, Philip ingin mengkreasikan sarung supaya cocok dipakai untuk busana sehari-hari. “Sehari-hari yang dimaksud itu sarung bisa dipakai dalam segala kesempatan, mulai di rumah, kerja ke kantor, jalan-jalan, atau njagong dan ke pesta,” ujarnya.

Untuk itu, selama ini Philip yang memang selalu fokus mendesain busana dengan kreasi bahan tradisional Indonesia berupaya selalu menghadirkan sarung untuk setiap rancangan desainnya.

Menurut Philip, meski selama ini kaum banyak digunakan kaum adam untuk tradisi kenduri, namun hal itu bukan berarti laki-laki sudah memiliki kepercayaan diri untuk mengenakannya di situasi lain. Lain halnya dengan kalangan perempuan. Karena mereka terbiasa menggunakan bawahan rok, maka akan lebih mudah untuk menggunakan kreasi sarung.

“Sarung untuk perempuan itu tidak masalah, karena perempuan terbiasa pakai rok. Justru yang harus pede dan punya nyali untuk memakai sehari-hari itu kaum laki-laki,” jelas Philip.

Untuk dapat lebih diterima berbagai kalangan, Philip berupaya mengkreasi sarung dengan berbagai bahan. Jika biasanya hanya berbahan katun dan memiliki motif kotak-kotak, dirinya memilih untuk mengeksplorasi kain Nusantara untuk dijadikan sarung. Tak jarang, untuk membuatnya lebih modern, dia juga mengombinasikan denim.

“Maka dari itu, kami punya tagline yaitu create your own sarong in a modern style,” ujarnya. Sarung tak lagi hanya bisa digunakan untuk kegiatan tradisi maupun keagamaan, melainkan bisa dikenakan sehari-hari. Ia menekankan, supaya terlihat lebih percaya diri mengenakan sarung, setiap orang perlu melihat banyak referensi berbusana. “Jadi nggak terpaku pada sarung silinder. Segala kreasi bisa, asal cara pakainya melilit di pinggang,” ujar dia.

Kreasi Sarung

Bahkan, menurutnya, anak-anak muda bisa mulai mengenakan sarung untuk acara santai seperti hangout. Untuk momen itu, Philip memberi tips untuk menggunakan kreasi sarung yang panjangnya hanya sekitar di bawah lutut, tidak sampai mata kaki. Hal ini supaya penampilan yang memakai lebih terlihat kasual. Lain halnya jika hendak memakainya ke acara resmi. “Kalau ke acara formal ya pakai yang panjang.”

Bagi Philip, kreasi sarung tidak ada batasnya. “Bahan apapun bisa. Cutting juga nggak ada ketentuannya, yang penting melilit di pinggang. Nggak ada batasan,” tegas dia. Beberapa kreasi sarungnya tidak hanya lurus seperti silinder, melainkan dibuat dengan model panjang pendek dan layer.

Kini, tantangannya bagi Philip bukan membuat sarung untuk pesta, melainkan membuatnya lebih simpel untuk kegiatan sehari-hari.

“Kalau ke pesta kreasi yang lebih glamor nggak apa-apa. Tapi ke depan supaya sarung ini naik kelas, tidak hanya dipakai di acara tertentu, tapi sehari-hari. Ini PR kami untuk membuat sarung nyaman, misal untuk naik sepeda motor dan menyupir. Itu PR kami mengkreasi sarung yang praktis untuk segala kegiatan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Jumat 26 April 2024

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 03:17 WIB

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement