Advertisement

PARENTING: Hati-Hati Merespons saat Anak Mengumpat

Mahardini Nur Afifah
Selasa, 26 Maret 2019 - 08:12 WIB
Maya Herawati
PARENTING: Hati-Hati Merespons saat Anak Mengumpat Ilustrasi anak belajar - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Respons paling umum pertama ketika orang tua mendengar buah hatinya mengumpat atau berbicara kasar adalah kaget. Saking kagetnya, beberapa orang tua tak sadar berlaku kasar pada buah hatinya. Selanjutnya kita bakal bertanya-tanya, kira-kira dari mana si kecil kulak kata-kata kotor tersebut.

Reaksi pertama kita begitu mendengar si kecil mengumpat tersebut, menurut raisingchild.net.au, ternyata mempengaruhi perilaku mereka saat dewasa kelak. Sebelum membahas solusinya, orang tua perlu memahami anak usia sekolah berkata kasar bisa dilatari berbagai hal.

Advertisement

Ada yang bertujuan murni untuk mengekspresikan perasaan negatif, bisa berwujud sakit hati, sedih, atau frustasi. Tak jarang si kecil berbicara kasar agar diterima secara sosial.  Beberapa di antaranya mungkin ada yang ingin menjadi bagian sebuah kelompok, atau ingin terlihat lucu atau keren ketika berbicara. Bisa jadi si kecil juga meniru perilaku orang lain. Ada juga yang cuma ingin diperhatikan orang tuanya.

Langkah awal ketika si kecil mengumpat adalah bicara dengan anak terkait pilihan katanya. Jangan sampai mengabaikan dan menganggap ini angin lalu. Anak mungkin belum paham arti kata kotor yang keluar dari mulutnya. Tapi anak usia sekolah tahu, tujuan berbicara kotor untuk menyakiti orang lain.

Mendapati kondisi seperti ini, orang tua tak perlu panik berlebihan. Tetap tenang dan jelaskan dengan jernih kata kotor tersebut tidak baik. Kita juga bisa menjelaskan kata kotor bisa menyakiti perasaan orang lain. Cara ini manjur mengantisipasi anak mengumpat ke depan.

Jika kita pikir si kecil sudah paham arti kata kotor tersebut, kita bisa menyanyainya lagi apa sih artinya untuk memantik obrolan lebih lanjut. Baru lanjutkan gunakan kalimat sederhana untuk menjelaskan kenapa berbicara dengan kata kotor tidak baik.

Misalkan kita bilang, “tahi itu kata kotor enggak baik. Kita enggak pernah ngomong jelek pakai bahasa kasar di rumah”. Atau bisa juga jelaskan kenapa beberapa kata terasosiasi dengan rasis, seksis, tidak menghargai orang lain. 

Biasakan Diskusi

Dalam keluarga, biasakan untuk mendiskusikan jenis bahasa apa yang diterima dan tidak sesuai nilai yang kita anut. Jika keluaga kita punya aturan tegas soal mengumpat, lebih gampang bagi kita untuk mengingatkan kembali rambu tersebut di rumah.

Yang penting diingat orang tua, aturan di keluarga wajib konsisiten. Jika kita menghendaki anak tidak mengumpat, orang dewasa di rumah juga tidak boleh berbicara kasar. Jelaskan juga pada anak ada beberapa kata yang tidak diterima di rumah, sekolah, atau tempat ibadah. Beda tempat, beda juga aturannya.

Untuk memberikan contoh bagi si kecil agar tidak mengumpat di rumah dalam kondisi sulit, kita bisa biasa mengekspresikan dengan kalimat verbal, “Aku benar-benar marah atau frustasi”.

Awasi juga apa yang si kecil lihat di televisi atau jaringan internet sampai teman bermainnya. Anak kadang mendengar kata-kata kasar saat di ruang publik. Tak perlu gagap ketika menemui situasi ini. Jika anak bertanya kenapa ada orang lain boleh ngomong kasar? Jawab saja setiap orang punya aturan sendiri-sendiri.

Saat anak marah, coba gali penyebabnya. Misalkan dia marah dengan temannya, sarankan dia agar sementara tidak main bareng dulu. Sedangkan saat anak frustasi, coba berikan jalan keluar agar bisa menyelesaikan persoalannya. Ketika situasi terlalu sulit mengatasi marah dan frustasi, ajari mereka mengambil napas panjang dan menghitung 1-10 agar perasaannya lebih lega.

Ketika anak kumat mengumpat lagi setelah sempat dinasehati, jangan terbawa emosi. Jelaskan lagi aturan main di rumah. Tekankan juga kita tidak menoleransi perilaku abusif. Langkah terakhirnya, berikan konsekuensi yang sudah disepakati. Misalkan dilarang nonton TV, tidak diberi uang jajan, dan lain-lain. Jangan lupa evaluasi secara berkala perilaku si kecil. Saat mereka sudah menjalankan aturan main dilarang mengumpat di rumah, puji mereka sewajarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Solopos/Parenting.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Syawalan ke Ponpes dan Panti Asuhan, Pj. Bupati Kulonprogo Salurkan Bantuan

Kulonprogo
| Kamis, 18 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Cabuli Santri, Pengasuh Pesantren Divonis 15 Tahun Penjara dan Denda Rp1 Miliar

News
| Kamis, 18 April 2024, 23:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement