Advertisement

Kasus Pneumonia Indonesia Peringkat 7 Dunia

Newswire
Senin, 19 Agustus 2019 - 11:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Kasus Pneumonia Indonesia Peringkat 7 Dunia Paru-paru. - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA -Jumlah kematian bayi di dunia dengan usia di bawah lima tahun karena pneumonia pada 2015 mencapai 920.000 jiwa. Dengan kata lain ada dua balita yang meninggal setiap menitnya.

Indonesia ada di peringkat tujuh dunia sebagai negara dengan beban pneumonia tertinggi menurut data World Health Organization (WHO) pada 2017, di mana terdapat 25.481 kematian balita karena infeksi pernapasan akut, atau 17% dari seluruh kematian balita. Di Indonesia, pneumonia adalah penyebab kematian balita setelah persalinan prematur.

Advertisement

dr. Erna Mulati MSc. CMFM, Direktur Kesehatan Keluarga, Direktorat Jenderal Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI menyampaikan, mayoritas keluarga yang berisiko tidak mengetahui penyebab pneumonia yang dapat dicegah seperti debu, udara dingin, paparan polusi, kondisi rumah yang padat, dan kurangnya paparan cahaya matahari.

"Petugas kesehatan yang bekerja langsung dengan masyarakat masih kebingungan membedakan antara pneumonia dan ISPA sehingga kasus pneumonia banyak yang dilaporkan sebagai ISPA. Masalah terbesar adalah 91% keluarga berisiko pneumonia memiliki paling tidak satu anggota keluarga yang merokok dan sebagian besar merokok di dalam rumah," jelas dokter Erna kepada Suara.com, Minggu (18/8/2019).

Ia menambahkan, dalam hal pengobatan, belum ada prosedur standar untuk dilakukan faskes pertama dan rumah sakit menindaklanjuti pasien yang sudah selesai perawatan untuk mencegah penyakit kambuh.

Pekerja kesehatan melakukan kunjungan ke rumah-rumah mantan pasien pneumonia, namun tidak secara berkala. Banyak sekali kader kesehatan masyarakat di tingkat kabupaten yang tidak mengetahui apa itu pneumonia.

"Dalam penerapannya, masih dibutuhkan program pemerintah yang menjangkau petugas kesehatan dan masyarakat yang paling terpencil, melakukan koordinasi antar instansi terkait yang lebih baik, serta perubahan sikap dan kebiasaan masyarakat terkait kesehatan," sambungnya.

Pneumonia merupakan cermin dari masalah kemiskinan, kesenjangan, masalah lingkungan, dan perilaku masyarakat. Mendorong perlindungan, pencegahan dan pengobatan pneumonia akan meningkatkan kesehatan masyarakat secara umum, memperbaiki kondisi sosial ekonomi bangsa, serta mencegah penyakit-penyakit lainnya termasuk stunting.

"Pneumonia adalah infeksi akut sistem pernapasan bawah yang disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme mikro lainnya. Pneumonia pada balita ditandai dengan gejala batuk, nafas cepat, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, dan gambaran radiologi foto thoraks/dada menunjukkan infiltrasi paru akut," imbuhnya lebih jauh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dukung Swasembada Pangan, Polresta Sleman Tanam Jagung Seluas 1,54 Hektare

Sleman
| Kamis, 10 Juli 2025, 11:17 WIB

Advertisement

alt

Kasus Dugaan Korupsi Kredit Fiktif di Bank Jepara Artha, KPK Sita Aset Senilai Rp60 Miliar, Salah Satunya Tanah di Jogja

News
| Kamis, 10 Juli 2025, 10:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement