Advertisement

Di Era Digital, Anak-Anak Tetap Perlu Dikenalkan pada Permainan Tradisional, Ini Alasannya

Reni Lestari
Kamis, 22 Agustus 2019 - 07:17 WIB
Nina Atmasari
Di Era Digital, Anak-Anak Tetap Perlu Dikenalkan pada Permainan Tradisional, Ini Alasannya Anak-anak bermain gadget - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Perkembangan teknologi mempengaruhi pola hidup manusia, termasuk anak-anak. Seiring zaman yang berkembang ke era serba digital, cara anak belajar dan bermain pun ikut berubah.

Di era kini, bukanlah sesuatu yang aneh mendapati anak yang demikian akrab dengan gawai. Bahkan, tak sedikit yang mengalami kecanduan hingga menyebabkan perkembangan otaknya terhambat.

Advertisement

Sebelum terlalu jauh mengalami kecanduan terhadap gawai, ada baiknya melakukan antisipasi sejak awal. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah mengenalkan anak pada aneka permainan tradisional, yang umumnya kini sudah banyak ditinggalkan.

Tak banyak anak-anak yang masih memainkan kelereng, egrang, congklak, bola bekel, lompat tali, bentengan, gobak sodor, petak umpet, atau dampu. Padahal, menurut sejumlah penelitian, kecerdasan anak akan semakin terasah apabila lebih aktif bermain secara manual.

Permainan tradisional juga memiliki banyak manfaatnya bagi perkembangan anak. Misalnya, bermain kelereng melatih konsentrasi, engrang melatih keseimbangan, gobak sodor melatih kerjasama tim dan sebagainya.

Permainan tradisional yang sangat sederhana tetapi menyenangkan dapat mendukung perkembangan psiko-motorik, kesehatan fisik dan mental, memperkuat daya tahan tubuh, serta perkembangan sejumlah aspek psikologis lainnya.

Berangkat dari kesadaran tersebut, sejumlah pemerintah lokal di berbagai negara maju berupaya untuk menyediakan fasilitas umum dan fasilitas lokal untuk menunjang aktivitas bermain, berolahraga, dan bersosialisasi bagi anak, teman sebaya dan keluarga.

Seto Mulyadi, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) mengatakan selama ini pihaknya fokus pada pendekatan psikologis agar anak-anak dapat tumbuh dengan gembira dan bahagia.

Dia melanjutkan, kegiatan bermain merupakan bagian penting dari pemenuhan hak anak, yang mencakup hak untuk tumbuh, serta berkembang lebih sehat dan cerdas secara optimal. Selain itu, melalui bermain pun anak-anak dapat lebih senang belajar.

"Orang tua harus memberikan keseimbangan pada aktivitas bermain anak, ada saatnya bermain di luar ruangan dan ada saatnya bermain di dalam ruangan," katanya.

Selain itu, Seto juga menggarisbawahi, permainan tradisional juga bisa menjadi media untuk melestarikan nilai budaya dan tradisi daerah yang menjadi kekayaan bangsa.

"LPAI mengajak sebanyak mungkin individu, masyarakat dan instansi untuk bersama-sama memberikan hak anak, salah satunya yaitu bermain dan bergembira di luar ruang, tanpa ada kekhawatiran," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Alert! Stok Darah di DIY Menipis, PMI Dorong Instansi Gelar Donor Darah

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

KPK Bidik Dugaan Penggelembungan Harga APD Covid-19

News
| Sabtu, 20 April 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement