Advertisement

Trauma Kekerasan Seksual Bisa Muncul saat Sudah Menikah

Newswire
Minggu, 01 September 2019 - 15:07 WIB
Sunartono
Trauma Kekerasan Seksual Bisa Muncul saat Sudah Menikah ILustrasi kekerasan anak - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Tidak sedikit orang yang mengalami kekerasan seksual tidak ingin membicarakannya. Mereka pun cenderung menyimpan masalah itu sendiri. Padahal, kekerasan seksual membuat mereka semakin tertutup.

Dalam jangka panjang, seseorang yang pernah mengalami kekerasan seksual dapat timbul rasa trauma. Tidak hanya secara fisik, namun juga trauma mental. Tak jarang orang akan merasa rendah sampai berujung depresi bila dibiarkan.

Advertisement

Psikolog Meity Arianty mengatakan, besar kecilnya dampak kekerasan seks tergantung dengan apa yang dialami. Apakah itu berupa kata-kata atau perbuatan langsung. "Hal umum yang dirasakan korban selain dua hal di atas, yang paling sederhana adalah ketakutan atau khawatir hal itu terjadi lagi. Dia juga bisa menutup diri, was-was dan penuh kecemasan," ucapnya, Minggu (1/9/2019).

Pada dasarnya, sambung Mei, hampir semua orang akan mengalami hal tersebut saat mengalami kekerasan seksual. Bahkan di kalangan perempuan, biasanya akan mengalami trauma dan dampaknya bisa panjang.

Dalam kasus-kasus klinis ada yang disebut depresi. Ini adalah satu dampak trauma yang paling umum dialami korban. "Di beberapa korban ada yang dampaknya tidak langsung hari itu, tapi tertunda. Misal dampaknya dirasakan saat dewasa, menikah bahkan punya anak. Jadi tidak bisa disepelekan," imbuh Mei.

Sementara itu, dalam mengatasi rasa trauma tersebut, dukungan keluarga, teman, serta orang-orang di sekeliling sangat dibutuhkan. Mereka harus memberikan perhatian dan kasih sayang, agar korban tidak merasa sendirian. Biarkan pula dia berbagi keluh kesahnya dan dengarkanlah Tapi, lain halnya dengan pelecehan yang sangat merugikan. Anda tentu harus laporkan ke polisi dan melakukan visum. Paling penting adalah konseling untuk membantu mengatasi traumanya.

"Mengatasi trauma yang fatal bisa dilakukan dengan banyak cara. Baik di agama maupun dalam proses terapi, dibantu di ruang konseling atau kembalikan ke agama," ucap Mei.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Okezone.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Program Transmigrasi, DIY Dapat Kuota 16 Kepala Keluarga

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 09:07 WIB

Advertisement

alt

Wakil Presiden Dijadwalkan Membuka Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting

News
| Kamis, 25 April 2024, 10:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement