Advertisement

Hasto BKKBN: Indonesia Kekurangan Penyuluh KB Banyak Sekali

Newswire
Jum'at, 08 November 2019 - 22:37 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Hasto BKKBN: Indonesia Kekurangan Penyuluh KB Banyak Sekali Ilustrasi program KB - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, MAGELANG - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) masih kekurangan 26.000 lebih penyuluh keluarga berencana. 

"Secara nasional kita kekurangan penyuluh KB banyak sekali, tetapi kemampuan negara untuk itu terbatas. Makanya, kalau kami bertemu bupati atau wali kota, ya 'sharing' lah, dibebankan kepada kabupaten/kota dengan tenaga non-PNS untuk membantu sebagai penyuluh,"  kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Magelang, Jawa Tengah, Jumat (8/11/2019). 

Advertisement

Usai sosialisasi, pembinaan dan penguatan program kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) bersama mitra kerja bagi tenaga lini lapangan eks-Karesidenan Kedu di Magelang, ia menjelaskan secara nasional kekurangan penyuluh KB setelah dilakukan penghitungan lebih dari 26.000 orang, di mana untuk mencukupi kekurangan tersebut pihaknya minta bupati/wali kota untuk merekrut tenaga non-PNS.

Dalam acara yang dihadiri para penyuluh KB se-Kedu tersebut terungkap jika ada satu penyuluh KB yang melakukan penyuluhan di 10 desa. Hal ini dinilai belum ideal untuk menyukseskan program KB.

"Idealnya satu desa satu penyuluh. Kurang banyak sekali, kalau di Jawa Tengah mungkin ditambah 2.500 baru cukup," katanya.

Guna mencukupi kekurangan penyuluh KB tersebut, selain berbagi dengan kabupaten/kota juga mendapatkan alokasi penerimaan CPNS. Tahun lalu BKKBN secara nasional mendapatkan alokasi penerimaan 800 CPNS, kemudian tahun ini sekitar 230-an.

"Secara nasional tahun lalu 800 CPNS, tahun ini cuma 230 sekian CPNS. Jadi, saya nanti akan mengusulkan lagi," katanya.

Menyinggung kekurangan tenaga penyuluh terhadap penyuluhan KB, dia mengatakan kekurangan SDM tersebut mempengaruhi jika dihitung satu penyuluh untuk 10 desa dinilai berat.

Oleh karena itu, katanya sebagai solusinya BKKBN memberdayakan masyarakat dengan peran pembantu pembina keluarga berencana desa (PPKBD). Kemudian, ada juga sub-PPKBD yang berada di tingkat dusun.

"Memang mereka sering digaji dengan dana desa, gajinya ada yang Rp100.000-Rp150.000, solusinya begitu, jadi kalau penyuluh swadaya dari masyarakat banyak, solusinya itulah, tidak semua PNS," demikian Hasto Wardoyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Temuan Mayat di Lantai 2 Ruko Caturtunggal: Polisi Tangkap 4 Terduga Pelaku

Sleman
| Rabu, 04 Desember 2024, 16:07 WIB

Advertisement

alt

Presiden Prabowo Tegur Gus Miftah Terkait Video Viral Pedagang Es Teh

News
| Rabu, 04 Desember 2024, 15:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement