Advertisement
Identifikasi Autisme secara Dini Penting Dilakukan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan pedoman perawatan autisme yang bertujuan membantu dokter mengidentifikasi anak-anak berisiko. Hal ini dilakukan agar anak mendapatkan perawatan sedini mungkin.
Dilansir dari Reuters, Senin (16/12/2019), laporan yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics itu mendesak para dokter untuk memeriksa semua kunjungan bayi di rumah sakit dan merujuk anak-anak untuk melakukan perawatan ketika tanda-tanda awal gejala autisme terlihat.
Advertisement
Susan Levy, seorang dokter perkembangan dan perilaku anak di Children's Hospital of Philadelphia, Amerika Serikat, mengatakan bahwa identifikasi sedini mungkin bermanfaat untuk mengambil tindakan awal perawatan.
"Perawatan awal, khususnya intervensi perilaku, memang membuat perbedaan," kata Levy.
Lebih dari lima juta orang Amerika hidup dengan autisme. Sebuah spektrum gangguan yang ditandai oleh defisit dalam komunikasi sosial, interaksi, dan perilaku, sesuai dengan tingkat keparahan.
Sejak 2007, ketika AAP menerbitkan dua dokumen pedoman terakhirnya, jumlah anak di Amerika Serikat yang didiagnosis autisme telah meningkat tajam. Autisme saat ini telah menyerang 1 dari 59 anak di Amerika Serikat. Rasio itu meningkat dari 2007 yang menyerang 1 dari 155 anak.
Pada saat itu, para ilmuwan telah mengembangkan pemahaman lebih baik tentang faktor-faktor risiko potensial dan gen yang berkontribusi terhadap autisme.
"Laporan ini benar-benar berfokus pada cara dokter mendidik anak dan penyedia layanan kesehatan lainnya dalam memberikan semua opsi masalah, serta untuk memberdayakan mereka. Sebab, mereka ada di garis depan untuk membuat rujukan awal," kata Levy.
Laporan itu menyebutkan bahwa sekitar 40 persen orang dengan autisme memiliki cacat intelektual dan sekitar 40 persen hingga 60 persen anak-anak usia sekolah dan orang dewasa dengan autisme memiliki gangguan kecemasan.
Orang dengan autisme juga memiliki attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD), gangguan bahasa, gangguan tidur, makan, serta gejala gastrointestinal, dan kejang.
Laporan tersebut juga mendorong para dokter untuk berbagi pengambilan keputusan dengan keluarga dan membantu mereka untuk merencanakan seorang anak transisi ke masa remaja hingga dewasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
- Gedung Hubdam Kodam IV Diponegoro Semarang Terbakar, Ini Total Kerugian
- Kisah Sukses Umbul Pelem Klaten, dari Ladang Cenil sampai Jadi Wisata Favorit
- Kemenhub Tambah Kuota Mudik Gratis dengan Bus untuk 10.000 Orang, Yuk Daftar!
- Sosok Irfan Jauhari, Winger Lincah Persis Solo yang Sumbang Emas SEA Games 2023
Berita Pilihan
Advertisement
Kembali Tampil di Pilkada Gunungkidul Tahun Ini, Ini Gagasan yang Diusung Sutrisna Wibawa
Advertisement
Suplemen Diet Jepang Akibatkan 100 Orang Dirawat dan Lima Orang Meninggal
Advertisement
Berita Populer
- 11 Cara Kematian Paling Menyakitkan Menurut Sains
- Selain Enak, Deretan Makanan Super Ini Bisa Cegah Penyakit
- Manfaat Tertawa, Menggigil, hingga Muntah pada Tubuh Anda
- Sejumlah Zodiak Ini Diramalkan Menikah di Tahun 2023
- Seorang Ibu Minum ASI Sendiri karena Tak Rela Jika Dibuang
- Wajah dan Tubuh Tidak Simetris, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement