Advertisement

Jangan Remehkan Benjolan di Leher atau Ketiak, Artis Ria Irawan Meninggal karena Penyakit Ini

Newswire
Senin, 06 Januari 2020 - 21:17 WIB
Bhekti Suryani
Jangan Remehkan Benjolan di Leher atau Ketiak, Artis Ria Irawan Meninggal karena Penyakit Ini Ilustrasi. - REUTERS/Jim Bourg

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Kematian artis Ria Irawan karena penyakit limfoma menjadi pelajaran masyarakat untuk lebih mengenal penyakit tersebut.

Meskipun mengidap penyakit limfoma, mendiang Ria Irawan disukai banyak orang, karena dianggap motivator dalam berjuang melawan penyakitnya. Namun Tuhan berkehendak lain, Ria Irawan meninggal dunia setelah kurang lebih 10 tahun melawan penyakit limfoma.

Advertisement

Bukan cuma serangan penyakit limfoma, di akhir hidup Ria Irawan malah divonis kanker paru-paru dan otak. Karena sel kanker yang ada di tubuhnya sudah menyebar ke sana.

Penyakit limfoma biasanya disebut juga kanker kelenjar getah bening. Penyakit limfoma termasuk salah satu golongan kanker darah yang berbahaya. Selain penyakit limfoma, ada juga leukemia dan myeloma.

Kita tahu bersama bahwa Ria Irawan meninggal dunia karena kanker kelenjar getah bening atau limfoma. Begitu juga dengan Ustadz Arifin Ilham meninggal dunia akibat penyakit ganas yang sama.

Spesialis Penyakit Dalam Prof Dr dr H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, FACG, menjelaskan, leukimia itu penyakit kanker darah yang menyerang sumsum tulang. Sementara penyakit limfoma menyerang kelenjar getah bening dan myeloma menyerang sel plasma.

"Pasien penyakit limfoma umumnya datang dengan keluhan munculnya benjolan di leher, ketiak, dan selangkangan. Atau pada beberapa kasus, pasien yang sudah melakukan USG abdomen menemukan bahwa terjadi pembengkakan pada kelenjar getah beningnya," ujar Dokter Ari kepada Okezone lewat pesan singkat, Senin (6/1/2020).

Dokter Ari menerangkan, ada kekhasan yang dimiliki pasien penyakit limfoma. Pasien biasanya mengalami penurunan berat badan drastis, demam tapi suhunya tidak tinggi, namun mengalami keluar keringat di malam hari.

"Gejala umum seperti ini juga ditemukan pada infeksi tuberkulosis (TBC)," ungkap Dokter Ari.

Karena itu, sambung Dokter Ari, jika Anda atau keluarga Anda mengalami kondisi yang telah disebutkan di atas, sebaiknya memeriksakan lebih lanjut ke rumah sakit. Dokter pun akan segera memastikan penyebab munculnya benjolan.

Anda juga mungkin penasaran bagaimana kemudian benjolan ini muncul. Nah, Dokter Ari coba menjelaskan lebih lanjut.

Di beberapa kasus, kata Dokter Ari, benjolan terjadi karena pembengkakan kelenjar getah bening akibat infeksi akut. Biasanya, jika pasien memiliki bisul di kaki, maka akan muncul benjolan di selangkangan atau yang biasa disebut sekelan.

Lalu, benjolan juga bisa muncul akibat radang kronis, karena TBC kelenjar atau karena tumor kelenjar getah bening.

Ketika Anda datang dengan benjolan di leher, ketiak atau selangkangan, dokter akan melakukan pemeriksaan seksama terkait benjolan tersebut. Dokter akan mendiagnosa apakah benjolan itu akibat infeksi akut atau bukan.

"Kalau memang karena adanya infeksi akut, dokter biasanya akan melakukan terapi infeksi kulit misalnya dengan penggunaan antibiotika. Jika benjolan kempes atau membaik, ya, tubuh sudah sehat kembali," papar Dokter Ari.

Lain cerita ketika benjolan tersebut keras, dokter akan mencurigainya sebagai penyakit limfoma. Tapi jika belum yakin, dokter akan meminta pasien melakukan USG pada benjolan tersebut. Setelah pasien terdiagnosa ada benjolan kelenjar getah bening, maka akan dilakukan tindakan lanjutan.

Selanjutnya, ketika hasil diagnosa menjelaskan bahwa pasien memiliki benjolan kelenjar getah bening, pasien akan dikirim ke dokter bedah untuk dibiopsi dan dievaluasi penyebabnya. Jika hasil biopsi ditemukan sel kanker, pasien akan melakukan evaluasi secara patologi untuk menentukan jenis limfoma yang diderita.

"Secara umum pasien juga diminta untuk periksa USG abdomen atau CT scan atau PET Scan untuk melihat penyebaran limfoma di tempat lain," paparnya.

Dokter Ari menyebutkan, penyakit limfoma tidak hanya ada di leher, ketiak atau selangkangan, tapi bisa ada di tempat lain. Salah satunya adalah saluran pencernaan. Keberadaan penyakit limfoma di sini, biasanya diketahui setelah pasien melakukan tindakan endoskopi.

Tapi, ketika pasien melakukan USG abdomen, pembengkakan itu akan terlihat pada kelenjar getah bening. Tepatnya yaitu di sekitar pembuluh darah besar di perut.

Penyakit limfoma juga bisa ditemukan dari organ yang dioperasi. Ketika pasien melakukan pemeriksaan histopatologi pada tumor tersebut, biasanya ditemukan sel-sel kanker limfoma.

Jika pasien dinyatakan memiliki sel kanker di dalam kelenjar getah beningnya, maka dokter akan melakukan kemoterapi. Kemoterapi awal biasanya sebanyak 6 kali.

Jika dikemoterapi tumor mengecil atau hilang, maka dikatakan bahwa penyakitnya remisi. Namun bisa saja sewaktu-waktu terjadi relaps atau kambuh.

"Jadi setiap pasien yang sudah disebutkan remisi, mereka tetap harus menjaga agar tetap kontrol dan tidak malas menerapkan gaya hidup sehat dan teratur," saran Dokter Ari.

Hidup sehat ini adalah tidak merokok, tidak minum alkohol, hidup tidak ngoyo dan menghindari stres yang berlebihan. Jangan lupa juga untuk selalu tidur cukup, serta rutin mengonsumsi banyak buah dan sayur sehat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Okezone.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Hore! PT KCI Buka Peluang KRL Jogja-Solo Bisa Sampai Madiun

Jogja
| Sabtu, 04 Mei 2024, 06:27 WIB

Advertisement

alt

LPS Gandeng DepositoBPR by Komunal Gelar Edukasi Finansial Untuk Karyawannya

News
| Sabtu, 04 Mei 2024, 04:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement