Advertisement

Penderita Penyakit Kronis Rentan Terkena Covid-19

Newswire
Selasa, 24 Maret 2020 - 21:57 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Penderita Penyakit Kronis Rentan Terkena Covid-19 Foto ilustrasi: Penanganan pasien virus Corona. - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Orang dengan penyakit kronis seperti diabetes, TBC, hipertensi, asma, serta penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) akibat merokok paling berbahaya jika terkena dampak dari infeksi virus Corona penyebab Covid-19.

Komite Ahli Tuberkulosis dr. Pandu Riono, MPH, PhD mengatakan bahwa orang yang sudah memiliki penyakit kronis mempunyai daya tahan tubuh yang tidak optimal sehingga sangat rentan terhadap serangan Covid-19.

Advertisement

Dia menjelaskan pasien Covid-19 dengan penyakit kronis bisa memiliki gejala yang lebih berat dan paling parahnya berakhir pada kematian.

Namun Pandu menekankan agar tidak terpaku pada angka persentase kematian setiap kasus Covid-19 di Indonesia yang mencapai 8%. Per hari ini, kasus positif Covid-19 di Indonesia berjumlah 686 orang dengan 55 kematian.

Menurut Pandu, data kasus positif Covid-19 di Indonesia tidak merefleksikan data yang nyata di lapangan karena keterbatasan orang yang dilakukan tes laboratorium.

"Yang diestimasi orang yang sudah terinfeksi di luar banyak sekali bukan ratusan, puluhan ribu. Dalam waktu mendatang itu diperkirakan sudah ratusan ribu," kata dia.

Hal itulah, menurut dia, yang menunjukkan kasus kematian Covid-19 di Indonesia menjadi terlihat besar yang bahkan lebih tinggi dari kasus kematian dari negara asalnya di China sekitar tiga persen hingga empat persen.

Oleh karena itu, dia mendorong untuk dilakukan tes cepat pada masyarakat yang lebih banyak, yaitu pada kelompok orang yang berisiko terpapar Covid-19.

Namun, menurut Pandu, yang merupakan ahli epidemiologi bidang penyakit menular di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tersebut tes cepat dengan menggunakan alat berbasis reaksi antibodi yang dilakukan pemerintah memiliki kelemahan.

Kelemahan tersebut adalah reaksi antibodi yang lambat untuk mendeteksi adanya virus di tubuh seseorang selama enam hingga tujuh hari setelah infeksi.

Pandu mendorong agar pemeriksaan melalui metode Polymerase chain reaction (PCR) di laboratorium dapat lebih ditingkatkan kapasitasnya untuk mendukung tes cepat.

Pandu menegaskan bahwa pemerintah harus bekerja secara aktif dengan cepat menemukan kasus baru dan kemudian mengisolasinya untuk memutus rantai penularan. Pasien positif Covid-19 dengan penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, TBC, dan lainnya harus dirawat di rumah sakit, sementara yang memiliki gejala ringan atau bahkan tanpa gejala bisa dirawat di tempat lain atau bahkan di rumah.

Dia mengatakan saat ini paling banyak petugas medis yang terinfeksi dan bahkan meninggal saat menjalankan tugasnya merawat pasien Covid-19 yang terus bertambah. Pandu menegaskan bahwa pemerintah harus melakukan tindakan cepat berkejaran dengan waktu dan kecepatan virus menyebar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Top 7 News Harianjogja.com Rabu 8 Mei 2024: Masalah Sampah hingga Hasil Liga Champions

Jogja
| Rabu, 08 Mei 2024, 09:37 WIB

Advertisement

alt

Tak Lagi Dianggap Bagian dari PDI Perjuangan, Begini Respons Jokowi

News
| Rabu, 08 Mei 2024, 09:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement