Advertisement

Nyeri Otot Bisa Jadi Gejala Corona yang Parah

Newswire
Sabtu, 04 April 2020 - 17:57 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Nyeri Otot Bisa Jadi Gejala Corona yang Parah Foto dari bentuk tiga dimensi model Virus Corona. - Reuters/ Dado Ruvic

Advertisement

Harianjogja.com, CHINA - Tidak semua pasien Corona atau Covid-19 merasakan gejala demam tinggi, batuk dan sesak napas sebelum terjangkit penyakit itu. Sebab, ada beberapa pasien Covid-19 mengalami gejala lainnya seperti nyeri otot.

Para peneliti mengatakan nyeri otot bisa menjadi tanda infeksi Covid-19 paling serius. Para ahli AS juga mengatakan sakit otot bisa menjadi indikator bahwa seorang pasien telah mengembangkan penyakit paru-paru parah.

Advertisement

Peneliti dari Universitas New York pun menemukan hubungan antara sakit otot dengan infeksi Covid-19 yang serius. Para peneliti telah melibatkan sebanyak 53 pasien corona Covid-19 di Wenzhou, China.

Megan Coffee, ahli penyakit menular yang memimpin penelitian ini mengatakan banyak pasien Covid-19 mengeluhkan nyeri otot yang dikenal mialga.

Namun, profesor Coffee tetap mencari tahu gejala lain yang dialami oleh pasien sebelum mengalami nyeri otot, seperti sesak napas, dan sakit di sekujur tubuhnya.

"Harapan kami, tanda ini bisa menbantu dokter untuk mengidentifikasi pasien yang mungkin hanya sakit ringan dan pasien yang berisiko sakit parah sejak tahap pertama," kata profesor Coffee dikutip dari Mirrror.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sakit atau nyeri sendi dirasakan oleh sekitar 15% pasien Covid-19.

Nyeri sendi ini disebabkan oleh bahan kimia sitokin yang dilepaskan ke dalam tubuh sebagai respons terhadap infeksi virus.

Para peneliti juga menemukan bahwa perubahan pada enzim hati alanine aminotransferase (ALT) dan kadar hemoglobin adalah tanda-tanda infeksi virus Corona (Covid-19) yang paling serius.

Profesor Coffee mengatakan pasien dengan gejala nyeri otot, perubahan enzim dan kadar hemoglobin berisiko menderita panyakit paru-paru yang parah.

Karena itu, petugas medis perlu mengambil keputusan cepat dalam menangani pasien dengan kondisi serius melalui tanda-tanda tersebut.

Petugas medis juga perlu menyarankan seseorang dengan gejala serius untuk kembali memeriksakan kondisinya pada hari berikutnya. Jadi, jangan membiarkan pasien dengan gejala serius pergi begitu saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Akhirnya DPUP-ESDM DIY Mulai Sosialisasi Normalisasi Tanjakan Clongop Pekan Depan

Gunungkidul
| Jum'at, 19 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Darurat, Kasus Demam Berdarah di Amerika Tembus 5,2 Juta, 1.800 Orang Meninggal

News
| Jum'at, 19 April 2024, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement