Advertisement

Catat! Sinar Biru dari Laptop dan Gadget Berpotensi Memunculkan Penuaan

Newswire
Rabu, 08 April 2020 - 01:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Catat! Sinar Biru dari Laptop dan Gadget Berpotensi Memunculkan Penuaan Ilustrasi. - Harian Jogja/Desi Suryanto

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJASinar biru yang dipancarkan oleh gadget seperti laptop dan ponsel bisa berdampak pada kulit. Lantas apa dampaknya?

Menurut riset terbaru, sinar biru bisa memicu reaksi pada kulit yang bisa mengarah pada penuaan dan hiperpigmentasi. Tentunya hal ini bisa berdampak lebih besar dengan kondisi social distancing yang kini bisa membuat kita seharian berada di depan laptop ataupun ponsel.

Advertisement

Lalu, apakah sinar biru tersebut? Berbeda dengan sinar ultraviolet yang tidak bisa dilihat langsung, kebanyakan dari kita dapat melihat gelombang sinar antara 380-700 nm, dan sinar biru berada dalam rentang 400-490 nm.

Gadget seperti ponsel, laptop, dan televisi memproduksi sinar biru ini. Akan tetapi masih belum jelas apakah sinar biru yang berasal dari gadget juga bisa menyebabkan risiko yang sama.

Akan tetapi mempertimbangkan kita yang seharian bisa berhadapan dengan gadget terus-menerus, apalagi belakangan ini, mungkin saja bisa terjadi.

Sejauh ini, kebanyakan riset dilakukan di laboratorium dengan melihat sel-sel kulit atau sampel, kata Jenny Hu, seorang profesor dermatologi di Keck School of Medicine of USC, dikutip dari SELF.

Dalam beberapa studi ada yang dilakukan pada manusia, namun secara umum studi tersebut lebih kecil. Yang kita ketahui, dalam kondisi tertentu paparan sinar biru bisa berdampak pada kulit.

Misalnya dalam studi tahun 2006, di mana para peneliti melihat bagaimana beberapa sinar berbeda dapat berdampak pada kulit. Mereka membuat sampel kulit (hanya kulit putih) terpapar sinar yang berada dalam gelombang di atas dan di bawah 400 nm, mensimulasikan sinar UV dan sinar yang nampak.

Penting untuk dicatat bahwa dalam intensitas cahaya dalam studi ini dimaksudkan untuk mereplikasi matahari, bukan dari gadget.

Para peneliti mengukur jumlah radikal bebas yang diproduksi kulit sebagai respons dari paparan tersebut. Mereka juga mengukur seberapa banyak tabir surya yang dapat melindungi dari pembentukan radikal bebas.

Hasil menunjukkan bahwa kedua sinar tersebut dapat memicu pembentukan radikal bebas di kulit, namun sinar yang terlihat memicu dampak yang lebih kecil ketimbang sinar UV. Akan tetapi mereka sependapat bahwa hasilnya belum tentu sama jika menggunakan manusia asli.

Alasan itulah yang menyebabkan beberapa studi terbaru mencoba melibatkan manusia. Seperti pada studi tahun 2010 yang dipublikasikan di Journal of Investigative Dermatology di Mount Sinai West.

Studi ini melibatkan 22 orang dengan berbagai jenis kulit berbeda. Hasilnya, pada peserta dengan kulit berwarna gelap ditemukan adanya hiperpigmentasi yang dipicu oleh sinar terlihat yang berbeda dengan yang disebabkan oleh sinar UVA.

Walau begitu, mereka yang memiliki kulit yang berwarna lebih cerah tidak menunjukkan hiperpigmentasi apapun setelah paparan sinar terlihat.

Meskipun belum terlalu jelas, namun melindungi diri sendiri dari kemungkinan berdampak buruk adalah hal yang baik. Para pakar dermatologi menyarankan untuk menggunakan tabir surya tiap hari (meski Anda tidak keluar rumah).

Pastikan Anda menggunakan tabir surya yang mengandung bahan yang dapat melindungi Anda dari sinar biru, yang sangat efektif menyerap sinar dan terbukti dapat melindungi kulit dari paparan sinar yang terlihat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Hari Ini, Jumat 4 Juli 2025

Kulonprogo
| Jum'at, 04 Juli 2025, 02:57 WIB

Advertisement

alt

Water Heater Onyx Series Dilengkapi dengan Fitur Canggih

News
| Jum'at, 04 Juli 2025, 01:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement