Advertisement

Ditandai Detak Jantung Tidak Beraturan, Aritmia Bisa Menyerang Siapa Saja

Desyinta Nuraini
Rabu, 20 Mei 2020 - 14:07 WIB
Nina Atmasari
Ditandai Detak Jantung Tidak Beraturan, Aritmia Bisa Menyerang Siapa Saja Gejala penyakit jantung

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Gangguan yang terjadi pada irama jantung yang sidebut Aritmia bisa menyerang siapa saja, sekalipun mereka yang terlihat sehat.

Hal tersebut disampaikan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Vito Anggarino Damay. "Aritmia bukan hanya soal pola hidup tidak sehat. Orang yang terkesan sehat pun bisa punya aritmia," ujarnya, Rabu (20/5/2020).

Advertisement

Sebenarnya aritmia normal terjadi pada kondisi jantung yang sehat. Namun bila terjadi terus menerus atau berulang, aritmia bisa menandakan adanya masalah pada organ jantung.

Vito menyebut aritmia bisa dikatakan bahwa jantung sedang korslet. Hal tersebut bisa disebabkan karena faktor genetik, atau penyakit jantung lain seperti serangan jantung atau jantung yang membesar.

"Jadi misalnya ada penebalan dinding jantung akibat tekanan darah tinggi atau jantung membengkak akibat kehamilan. Namanya hypertensive heart disease atau peripartum cardiomyopathy," tuturnya.

Gejala aritmia bisa dikenali mulai dark jantung berdebar, pusing, pingsan, bahkan sampai meninggal mendadak. Gejala bisa terjadi pada malam hari dimana tiba-tiba jantung berdebar, berdetak tidak beraturan.

Vito menerangkan, aritmia ada skalanya. Mulai dari aritmia ringan yang bisa diabaikan, aritmia karena gangguan nutrisi namun bisa diobati, aritmia yang bisa dikontrol dengan obat, dan aritmia berat yang tidak bisa diobati atau disembuhkan.

Untuk aritmia ringan atau berat kata Vito bisa ketahui dari pemeriksaan Elektrokardiografi (EKG). Artimia karena gangguan nutrisi terjadi apabila garam dalam tubuh seperti kalium kurang atau berlebih.

Sementara Aritmia yang tidak bisa diobati misalnya atrial fibrilasi yang menyebabkan denyut jantung tidak beraturan dan cepat. Aritmia jenis ini bisa menyebabkan stroke.

"Obat biasanya tidak bisa membuat dia kembali normal, hanya terkontrol saja detaknya agar tidak terlalu cepat tapi tetap saja tidak beraturan," sebut Vito.

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi ada masalah seperti aritmia, Vito menyarankan agar masyarakat, mengecek kantuk sejak dini, atau sejak usia 20 tahun menurut American Heart Association. "Apalagi yang mau olahraga rutin atau maraton atau bahkan atlet," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Bus Damri dari Jogja-Bandara YIA, Bantul, Sleman dan Sekitarnya

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 04:37 WIB

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement