Advertisement

Ini 10 Kebiasaan yang Akan Berubah Setelah Pandemi Corona

Nirmala Aninda
Selasa, 23 Juni 2020 - 20:27 WIB
Budi Cahyana
Ini 10 Kebiasaan yang Akan Berubah Setelah Pandemi Corona Ilustrasi kabin pesawat - JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA -- Virus Corona telah memengaruhi hampir setiap aspek kehidupan manusia. Banyak perubahan mungkin akan berlanjut jauh ke masa depan.

Dilansir Business Insider, kebiasaan berjabat tangan, yang dulu merupakan cara untuk menyapa teman atau kolega baru, mungkin tidak lagi dianggap aman, karena berpotensi menyebarkan bakteri atau partikel virus dari satu orang ke orang lain.

Advertisement

Demikian pula dengan konsep prasmanan, di mana banyak tangan menyentuh peralatan yang sama di atas wadah makanan terbuka, sekarang tampak lebih seperti cawan petri daripada tempat yang bagus untuk makan malam.

Berikut adalah beberapa hal yang mungkin akan berubah setelah pandemi virus corona.

1. Berjabat Tangan

Anthony Fauci, pakar penyakit menular top AS, mengatakan pada bulan April bahwa berjabat tangan tidak lagi relevan karena interaksi jarak dekat membantu penyebaran penyakit yang ditularkan melalui pernapasan.

"Sebagai masyarakat, lupakan kebiasaan berjabat tangan. Kita tidak perlu berjabat tangan. Kita harus mengubah kebiasaan itu," ujarnya seperti dikutip melalui Business Insider, Selasa (23/6).

2. Prasmanan

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat merekomendasikan agar prasmanan dan salad bar tidak dibuka sementara virus corona tetap menjadi ancaman kesehatan, dan tidak jelas kapan mereka akan kembali.

3. Layar sentuh pada fasilitas publik

Layar sentuh publik bisa menjadi sarang bagi patogen ketika ratusan atau ribuan tangan menggunakannya setiap hari. Layar sentuh seperti yang ditemukan di restoran cepat saji memiliki bakteri di permukaannya, meskipun banyak dari bakteri itu tidak berbahaya bagi manusia.

4. Berbagi makanan

Meskipun virus diyakini tidak menyebar melalui makanan, para ahli merekomendasikan untuk berhati-hati saat berbagi makanan dan minuman.

Isaac Bogoch dari University of Toronto mengatakan kepada Global News Kanada, jika orang berbagi makanan, virus dapat mencemari makanan yang mereka makan atau pada garpu atau pisau yang mereka gunakan.

5. Antrean panjang

Antrean panjang di mana orang-orang berkerumun bersama tidak akan terlihat dalam waktu dekat.

Sebagian besat tempat umum telah memberi batas setidaknya enam kaki untuk menjaga jarak antar orang ketika mengantri. Jumlah orang yang dapat masuk ke dalam fasilitas umum seperti supermarket dan pusat kebugaran juga dibatasi agar tidak ada kerumunan.

6. Konser

Konser yang penuh sesak dan moshpit tidak akan diizinkan di mana pun ketika virus corona tetap berisiko terhadap kesehatan masyarakat.

Pada 19 Mei, Rolling Stone melaporkan pelaksanaan "konser pandemi pertama di Amerika" oleh band blues-rock Bishop Gunn di Fort Smith, Arkansas.

Tempat yang dapat menampung 1.100 tempat duduk ini diisi sekitar 200 penggemar, yang diharuskan memakai masker dan duduk di kursi yang ditentukan untuk menjaga jarak sosial. Para penonton juga diperiksa suhu tubuhnya sebelum diizinkan masuk, dan toilet dibatasi untuk maksimal 10 orang.

7. Kantor dengan konsep open space

Kantor dengan konsep terbuka di mana pekerja duduk berdekatan satu sama lain mungkin tidak akan berlaku bahkan setelah pembatasan sosial berakhir.

"Kita mungkin telah hidup dengan flu selama bertahun-tahun, tetapi ini adalah pertama kalinya generasi kita mengalami pandemi," kata Albert De Plazaola, direktur strategi global di perusahaan desain Unispace, kepada BBC pada bulan Mei.

Saat ini kita sangat sadar akan risiko kesehatan, baik nyata maupun yang dibayangkan. Dan perusahaan pemberi kerja menjadi sangat sensitif tentang potensi tanggung jawab jika ada karyawan yang sakit di tempat kerja.

8. Berpelukan dan berciuman

Meskipun berpelukan dan berciuman adalah bagian penting dari banyak budaya, kebiasaan ini juga merupakan cara untuk menyebarkan penyakit. Peragaan fisik sebagai bentuk kasih sayang adalah bahasa cinta manusia, tapi kini kesehatan jadi taruhannya.

Pada awal Mei, Arizona Republic melaporkan kisah tentang seorang lelaki Latin yang terjangkit dengan Covid-19 setelah memeluk dan mencium ibunya, yang terkena virus, sebagai bentuk kasih sayang yang biasa dilakukan. Banyak anggota keluarganya yang lain juga terserang virus.

9. Pengecekan barang bawaan di bandara

Badan Keamanan Transportasi AS (TSA) telah menyarankan para pelancong untuk tidak lagi memasukkan telepon, dompet, dan kunci mereka ke dalam wadah yang disediakan petugas bandara, dan perubahan ini mungkin akan berlaku permanen.

Business Insider melaporkan pada pertengahan Maret bahwa TSA memberi tahu para penumpang agar mengamankan barang-barang tersebut di dalam tas pribadi yang akan diperiksa melalui sistem x-ray.

10. Perjalanan bisnis

Perjalanan bisnis kemungkinan akan sangat berkurang di tengah masalah keamanan kesehatan dan meningkatnya pertemuan virtual.

Henry Harteveldt, pendiri Atmosphere Research Group, sebuah perusahaan analisis perjalanan di San Francisco, mengatakan kepada The Times pada bulan April bahwa perjalanan bisnis tidak akan kembali dilakukan sebelum kita mendengar dari pejabat kesehatan masyarakat bahwa kondisinya aman untuk bepergian.

Berkat ini pula, perusahaan konferensi video Zoom pada akhir April mengatakan telah mencapai 300 juta peserta rapat virtual harian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Bus Damri dari Jogja-Bandara YIA, Bantul, Sleman dan Sekitarnya

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 04:37 WIB

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement