Advertisement
Ingin Tahu Berapa Lama Virus Corona Menempel di Pakaian? Simak Ulasan Berikut..

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Fasilitas publik seperti mal dan toko pakaian mulai dibuka di era masa transisi pembatasan sosial. Protokol kesehatan pun diterapkan di area tersebut.
Namun, tetap saja mal atau toko pakaian berpotensi menjadi tempat penularan Covid-19. Sebab, droplet dari orang yang tertular virus ini bisa menempel dan hidup beberapa saat di permukaan.
Advertisement
Dilansir dari Metro UK, Rabu (24/6/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan penelitian telah menunjukkan bahwa virus Covid-19 dapat bertahan hingga 72 jam pada plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari 24 jam pada kardus.
"Yang paling penting untuk diketahui tentang coronavirus pada permukaan adalah mereka dapat dengan mudah dibersihkan dengan desinfektan rumah tangga biasa yang akan membunuh virus,” tulis WHO.
BACA JUGA : Apakah Rokok Bisa Menularkan Virus Corona?
Dr Daniel Atkinson, Clinical Lead di Treated.com, menjelaskan virus cenderung lebih rapuh daripada bakteri, dan lebih banyak bergantung pada sel inang hidup untuk mereplikasi diri mereka sendiri.
Satu penelitian penting menunjukkan bahwa virus dapat tetap hidup (atau dapat menginfeksi) hingga 72 jam pada stainless steel dan plastik (termasuk permukaan seperti pegangan tangan dan gagang pintu).
“Dianggap kurang stabil di atas kardus, tetap dapat bertahan hingga 24 jam dan bahkan kurang stabil pada tembaga, tetap dapat bertahan hingga empat jam,” jelasnya.
NHS menyoroti bahwa pakaian dan handuk dapat menyebarkan kuman. Situs web mereka menyatakan bahwa tiga cara utama terjadinya hal ini adalah ketika handuk atau seprai digunakan oleh lebih dari satu orang dan ketika seseorang menyentuh pakaian kotor.
Kemudian ketika pakaian dicuci, kuman dapat menyebar di antara barang-barang yang dicuci pada saat yang sama. Oleh karena itu NHS merekomendasikan untuk mencuci mereka pada 60 derajat dan menggunakan deterjen berbasis pemutih.
Situs ini juga menyatakan mesin cuci secara normal akan mengurangi risiko penyebaran kuman. "Dalam situasi tertentu pakaian harus dicuci pada suhu yang lebih tinggi dari suhu normal dan dengan produk berbasis pemutih untuk meminimalkan risiko penularan sebanyak mungkin,” kata Gail Golab, kepala petugas dokter hewan American Veterinary Medical Association, dikutip di Washington Post.
Sebagian pihak mengatakan virus bertahan paling baik pada permukaan yang halus, seperti countertops dan gagang pintu. Bahan berpori, seperti bulu hewan peliharaan, cenderung menyerap dan menjebak patogen, membuatnya lebih sulit untuk menularkannya melalui sentuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

100 Personel Satpol PP Dikerahkan untuk Membersihkan Sampah Liar di Bantul
Advertisement

Paket Makanan untuk Jemaah Haji Indonesia Disajikan dalam Empat Warna Wadah
Advertisement
Berita Populer
- 11 Cara Kematian Paling Menyakitkan Menurut Sains
- Selain Enak, Deretan Makanan Super Ini Bisa Cegah Penyakit
- Manfaat Tertawa, Menggigil, hingga Muntah pada Tubuh Anda
- Sejumlah Zodiak Ini Diramalkan Menikah di Tahun 2023
- Seorang Ibu Minum ASI Sendiri karena Tak Rela Jika Dibuang
- Wajah dan Tubuh Tidak Simetris, Ini Penyebabnya
Advertisement