Advertisement

Awas, Konsumsi Karbohidrat Anda Bisa Picu Diabetes

Gloria Fransisca Katharina Lawi
Rabu, 18 November 2020 - 00:37 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Awas, Konsumsi Karbohidrat Anda Bisa Picu Diabetes Nasi putih2 - boldsky.com

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA -- Pola makan yang tak sehat dan tak teratur membuat porsi karbohidrat dan kalori berlebih dalam tubuh.

Imbasnya, pasokan karbohidrat yang berlebih sangat berpotensi menyebabkan penyakit kencing manis atau diabetes. Beberapa jenis karbohidrat atau makanan manis tinggu kalori adalah makanan dan minuman cemilan dari mulai snack, kopi, hingga minuman manis.

Advertisement

Nah, apa saja tolak ukur makanan dan minuman yang dikatakan dapat memicu diabetes?

Menurut Dokter Spesialis Gizi Primaya Hospital Makassar, Andi Faradilah, melalui siaran pers yang diterima Bisnis.com, Selasa (17/11/2020), secara sederhana tolak ukur tersebut dapat kita lihat dari nilai kalori suatu makanan serta jumlah dan jenis karbohidrat yang dikandungnya.

Baca juga: Tips Bersepeda Aman dan Menghindari Begal

Oleh sebab itu Anda harus melihat nilai informasi gizi pada kemasannya, termasuk total kalori, jumlah gram karbohidrat per porsi, serta apa jenis karbohidratnya

Hal lain yang dapat menjadi tolak ukur makanan minuman yang memicu diabetes adalah seberapa besar kadar gula atau karbohidrat yang terdapat di dalam makanan dan minuman tersebut atau glycaemic load.

Tolak ukur berikutnya adalah seberapa cepat suatu makanan menyebabkan peningkatan gula dalam darah alias glycaemic index. Tidak hanya gula saja, kadar lemak jenuh juga harus diperhitungkan karena tingginya kadar kolesterol di darah juga menjadi salah satu faktor risiko diabetes.

Dia menghimbau agar masyarakat sebaiknya memilih makanan dengan jenis karbohidrat kompleks yaitu sayur dan buah. Konsumsi gado-gado, pecel, atau karedok bisa menjadi contoh pilihan makanan yang sehat dengan komponen utama sayur, buah, dan bumbu kacang yang tidak terlalu banyak sehingga makanan tetap lezat namun memenuhi kaidah gizi seimbang. Soto bening dan sate tanpa lemak juga dapat menjadi pilihan menu yang lezat namun tetap aman dan sehat.

Dia menyebut masyarakat perly melakukan pola makan sesuai gizi seimbang yaitu karbohidrat, protein, dan lemak sehat, yang memadukan aneka ragam jenis pangan dalam satu piring makan yaitu makanan pokok, lauk, sayur, buah, dan air putih. Makanan pokok yaitu dari nasi, kentang, dan sebagainya, dibuat sama banyak porsinya dengan sayur yang kita konsumsi. Sedangkan, lauk dan buah masing-masing mengambil porsi ¼ dari satu piring makan.

"Makanan selingan atau kudapan sebaiknya dilakukan 2-3 kali sehari dengan nilai kalori 100 -150 kkal,” ujar dr. Andi Faradilah.

Sementara itu dr. Yohan Samudra, SpGK, Dokter Spesialis Gizi Primaya Hospital Tangerang menyatakan jumlah kalori dari makanan yang dikonsumsi karena obesitas adalah faktor risiko utama untuk diabetes.

"Bahkan penelitian mengungkapkan, wanita dengan indeks masa tubuh 30 kg/m2 memiliki risiko diabetes 28 kali lebih tinggi dibandingkan wanita yang berat badannya ideal,” ungkapnya.

Baca juga: Ini Rata-Rata Biaya Perawatan Covid-19 Per Orang

Tak hanya itu, dr. Yohan Samudra menambahkan agar selalu mendapatkan serat sekitar 28-35 gram, semua kebutuhan itu bisa didapatkan dari konsumsi buah dan sayuran bervariasi sebanyak 5 porsi dalam sehari.

Batasi konsumsi gula harian hanya 25 gram alias 2,5 sendok makan, untuk wanita dan 37,5 gram atau 3 sendok makan yntuk pria. Dia pun mengimbau untuk makanlah dengan jadwal yang teratur dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan agar tetap menjaga berat badan dalam kategori ideal.

Riska Amalia Ambarwati. Sp.PD - Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Karawang menegaskan, walaupun Anda merasa pola konsumsi makan Anda sudah tepat, jangan lupa untuk selalu tetap waspada terhadap potensi diabetes.

Anda perlu menermati gejala-gejala diabetes seperti merasakan haus, lapar, dan berkemih lebih dari biasanya; kelelahan berlebih; sensasi kebas, nyeri, atau terbakar pada ujung jari; gangguan pengelihatan; penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas; gangguan seksual; acanthosis nigricans atau kelainan pigmentasi kulit;

"Dan serta infeksi berulang atau luka sulit sembuh,” ujar Riska.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Perkuat Empat Pilar Kalurahan Untuk Kembangkan Pariwisata Berbasis Masyarakat

Sleman
| Jum'at, 26 April 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement