Advertisement

Jangan Anggap Enteng, Banyak Pasien Covid-19 Bergejala Ringan Jadi Parah

Newswire
Minggu, 29 November 2020 - 22:37 WIB
Bhekti Suryani
Jangan Anggap Enteng, Banyak Pasien Covid-19 Bergejala Ringan Jadi Parah Foto ilustrasi. - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Kebanyakan pasien Covid-19 adalah orang tanpa gejala maupun hanya bergejala ringan. Namun kondisi tersebut tak bisa dianggap sepele.

Banyak pasien virus Corona Covid-19 bergejala ringan yang berkembang menjadi parah hingga membutuhkan rawat inap.

Advertisement

Padahal lebih dari 80 persen kasus virus Corona Covid-19 bersifat ringan. Sehingga para ahli medis pun khawatir terjadi peningkatan rawat inap ketika kasus ringan berkembang menjadi parah.

Lebih mengejutkannya lagi, banyak kasus rawat inap akibat virus corona Covid-19 dari kelompok usia 20-40 tahun yang lebih sehat.

Bahkan orang tanpa penyakit penyerta juga bisa mengalami gejala ekstrem ketika terinfeksi virus Corona. Sebelumnya, para ilmuwan telah memperingatkan bahwa orang yang menganggap ringan penyakit ini biasanya mengalami kondisi parah.

Berikut ini dilansir dari Times of India, 4 alasan yang menyebabkan gejala virus corona Covid-19 ringan bisa semakin parah.

1. Badai sitokin

Badai sitokin menjadi salah satu konsekuensi yang paling mengancam dari infeksi virus Corona Covid-19. Kondisi ini pula yang menjadi penyebab "diam" infeksi virus Ccorona ringan berkembang semakin parah.

Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan autoimun yang membuat sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel-sel sehat. Pada akhirnya, mengakibatkan degradasi organ vital dan seseorang lebih rendah terinfeksi parah.

2. Tingkat oksigen menurun

Sistem pernapasan adalah organ yang terkena dampak paling parah dari virus corona Covid-19. Kondisi ini juga bisa menyebabkan hilangnya suplai oksigen ke paru-paru sehingga memicu gejala seperti sesak napas dan kesulitan bernapas.

Tingkat oksigen yang turun di bawah 90 dianggap sebagai tanda peringatan. Bahkan pasien akan lebih sulit menyadari kondisinya bila penurunan kadar oksigen yang rendah tidak disertai tanda-tanda degradasi biasanya disebut hipoksia.

3. Faktor eksternal

Dalam banyak kasus, faktor lingkungan eksternal juga membuat diagnosis virus corona menjadi menakutkan. Masalah polusi dan suhu dingin bisa meningkatkan gangguan pernapasan.

Pada orang yang menderita masalah kronis dan terinfeksi virus corona, masalah sekecil apapun bisa menjadi persoalan besar. Polusi udara juga bisa menyebabkan kerusakan paru, mengurangi kekebalan dan memperburuk peradangan.

4. Tes Covid-19 yang tertunda

Banyak orang dengan gejala virus corona ringan menjadi semakin parah karena didiagnosis lebih lambat dari biasanya. Penundaan penanganan medis inilah yang membuat kondisinya bisa semakin parah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Eko Suwanto Ajak Masyarakat Gunakan Gadget Lebih Produktif Bukan Sekadar Jadi Konsumen Semata

Jogja
| Rabu, 08 Mei 2024, 18:32 WIB

Advertisement

alt

SYL Bebani Anak Buah di Kementan Rp800 Juta untuk Jalan-jalan ke Brasil dan AS

News
| Rabu, 08 Mei 2024, 18:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement