Advertisement
Penelitian: Kehadiran Ayah Berdampak pada Kesehatan Mental Anak Keluarga Miskin
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Social Service Review menyatakan bahwa ayah dari keluarga berpenghasilan rendah yang terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka dapat membantu meningkatkan kesehatan dan perilaku mental mereka.
Melansir dari Suara.com--jaringan Harianjogja.com dari Medicalxpress, para peneliti dari Rutgers University-New Brunswick menemukan bahwa remaja dari keluarga berpenghasilan rendah yang ayahnya lebih sering terlibat secara langsung pada pertumbuhan anak memiliki lebih sedikit masalah perilaku dan emosional saat remaja atau dewasa.
Advertisement
Keterlibatan ayah bisa dalam hal memberi makan, membaca, bermain bersama, menyiaplan pakaian, dan lain sebagainya.
Baca juga: Tak Semua Pasien Covid-19 Ikut Mencoblos, Ini Alasannya
Dengan mengurangi risiko kesehatan mental anak dari keluarga berpenghasilan rendah, maka ada proses mengurangi kesenjangan yang signifikan antara orang miskin dan mereka dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi.
"Rata-rata, anak-anak dalam keluarga dengan status sosial ekonomi rendah cenderung memiliki lebih banyak masalah perilaku," kata penulis utama Lenna Nepomnyaschy, seorang profesor di Rutgers University-New Brunswick's School. Pekerjaan Sosial.
"Ayah mereka memiliki tingkat keterlibatan keseluruhan yang lebih rendah daripada mereka yang berada dalam keluarga dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi," imbuhnya.
Para peneliti menganalisis data tentang perilaku jangka panjang 5.000 anak yang lahir antara tahun 1998 hingga 2000. Mereka berfokus pada frekuensi keterlibatan ayah mereka, dari usia 5 hingga 15 tahun melalui keterlibatan memberi makan, bermain, membaca dan membantu pekerjaan rumah.
Baca juga: Pasien Sembuh dari Covid-19 di Bantul Bertambah 34 Orang
Menurut Nepomnyaschy, ayah dengan pendidikan yang lebih rendah, pekerjaan dengan keterampilan yang lebih rendah, dan upah yang lebih rendah mungkin merasa sulit untuk terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka karena tuntutan sosial dan ekonomi.
Para peneliti mendesak pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan kebijakan pengupahan dan jam kerja yang membuat ayah memiliki kesempatan untuk terlibat dengan anak-anak mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Harga Tiket KA Bandara YIA Hanya Rp20.000, Berikut Cara Memesannya
Advertisement
Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
Advertisement
Berita Populer
- 11 Cara Kematian Paling Menyakitkan Menurut Sains
- Selain Enak, Deretan Makanan Super Ini Bisa Cegah Penyakit
- Manfaat Tertawa, Menggigil, hingga Muntah pada Tubuh Anda
- Sejumlah Zodiak Ini Diramalkan Menikah di Tahun 2023
- Seorang Ibu Minum ASI Sendiri karena Tak Rela Jika Dibuang
- Wajah dan Tubuh Tidak Simetris, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement