Advertisement

Penelitian: Kehadiran Ayah Berdampak pada Kesehatan Mental Anak Keluarga Miskin

Newswire
Kamis, 10 Desember 2020 - 13:57 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Penelitian: Kehadiran Ayah Berdampak pada Kesehatan Mental Anak Keluarga Miskin Ilustrasi kemiskinan. - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Social Service Review menyatakan bahwa ayah dari keluarga berpenghasilan rendah yang terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka dapat membantu meningkatkan kesehatan dan perilaku mental mereka.

Melansir dari Suara.com--jaringan Harianjogja.com dari Medicalxpress, para peneliti dari Rutgers University-New Brunswick menemukan bahwa remaja dari keluarga berpenghasilan rendah yang ayahnya lebih sering terlibat secara langsung pada pertumbuhan anak memiliki lebih sedikit masalah perilaku dan emosional saat remaja atau dewasa.

Advertisement

Keterlibatan ayah bisa dalam hal memberi makan, membaca, bermain bersama, menyiaplan pakaian, dan lain sebagainya.

Baca juga: Tak Semua Pasien Covid-19 Ikut Mencoblos, Ini Alasannya

Dengan mengurangi risiko kesehatan mental anak dari keluarga berpenghasilan rendah, maka ada proses mengurangi kesenjangan yang signifikan antara orang miskin dan mereka dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi.

"Rata-rata, anak-anak dalam keluarga dengan status sosial ekonomi rendah cenderung memiliki lebih banyak masalah perilaku," kata penulis utama Lenna Nepomnyaschy, seorang profesor di Rutgers University-New Brunswick's School. Pekerjaan Sosial.

"Ayah mereka memiliki tingkat keterlibatan keseluruhan yang lebih rendah daripada mereka yang berada dalam keluarga dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi," imbuhnya.

Para peneliti menganalisis data tentang perilaku jangka panjang 5.000 anak yang lahir antara tahun 1998 hingga 2000. Mereka berfokus pada frekuensi keterlibatan ayah mereka, dari usia 5 hingga 15 tahun melalui keterlibatan memberi makan, bermain, membaca dan membantu pekerjaan rumah.

Baca juga: Pasien Sembuh dari Covid-19 di Bantul Bertambah 34 Orang

Menurut Nepomnyaschy, ayah dengan pendidikan yang lebih rendah, pekerjaan dengan keterampilan yang lebih rendah, dan upah yang lebih rendah mungkin merasa sulit untuk terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka karena tuntutan sosial dan ekonomi.

Para peneliti mendesak pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan kebijakan pengupahan dan jam kerja yang membuat ayah memiliki kesempatan untuk terlibat dengan anak-anak mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Harga Tiket KA Bandara YIA Hanya Rp20.000, Berikut Cara Memesannya

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 00:17 WIB

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement