Advertisement
Begini Cara Hitung Denyut Jantung Olahraga Ringan untuk Bumil
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Tubuh akan menyesuaikan diri dan mengalami banyak perubahan saat hamil, salah satunya melonggarnya sendi-sendi untuk persiapan persalinan. Kondisi itu membuat ibu hamil tidak boleh melakukan olahraga berat karena berisiko alami cidera.
Dokter spesialis keolahragaan dr. Michael Triangto Sp. KO., menjelaskan bahwa olahraga berat bukan ditentukan dari jenis latihan fisik yang dilakukan. Tetapi diukur melalui kemampuan fisik dan intensitas waktu olahraga.
Advertisement
"Olahraga berat, ringan, sedang itu relatif. Bagi seorang yang tidak pernah olahraga diminta jalan 150 menit per minggu mungkin sudah berat. Tapi sebaliknya, bagi atlet yang sudah terbiasa olahraga diminta jalan kaki pasti ketawa," kata dokter Michael dokter dari siaran langsung Instagram ayahbunda.
Untuk menentukan olahraga berat itu perlu menghitung denyut jantung. Dokter Michael menyampaikan, ukuran olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang adalah 70 persen dari jumlah denyut jantung maksimal.
Dokter Michael memaparkan, cara menghitungnya perlu diketahui terlebih dahulu jumlah denyut jantung maksimal dengan rumus 220 dikurangi usia dalam tahun dikali denyutan per menit. Hasil itu lah jumlah denyut jantung maksimal. Sehingga bagi bumil batasan olahraga ringan tidak boleh melebihi 70 persen dari jumlah denyut jantung maksimal yang telah dihitung.
"Jadi kalau mianya ada ibu usia 25 tahun, 220 - 25 jadi 195 kali denyutan per menit itu adalah 100 persennya. Kita mau bergerak 70 persennya saja. Denyut jantunya harus berada di situ," jelasnya.
Peehitunhan itu juga bisa digunakan jika bumil atau pasca melahirkan ingin menurunkan berat badan. Namun, dokter Michael mengingatkan, jika denyut jantung kurang dari 70 persen kemungkinan olahraga yang dilakukan tidak efisien dalam mengurangi kalori berlebih.
Sedangkan jika lebih dari 70 persen, maka kemungkinan saja bisa membakar lebih banyak kalori. Tapi ibu akan jadi lebih lapar dan lebih sulit untuk langsing.
"Intensitas berat itu kalau di atas 70 persen sampai 90 persen. Berapapun usianya, bagaimanapun aktivitas fisik sebelumnya, bisa kita deteksi sebelumnya," ujarnya.
Terkait pemilihan olahraga, ia menyarankan untuk memulainya dengan berjalan kaki. Tetapi jika target denyut 70 persen belum tercapai bisa naik level dengan jogging hingga berlari. Tetapi yang paling penting dari itu, Michael menegaskan harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan kemampuan tubuh.
"Sebelum melakukan (olahraga), selama melakukan itu selalu dipantau. Kalau ada sesuatu yang aneh atau jatuh, jadi pandangan kunang-kunang, keringat dingin. Tentu kita harus pastikan apa yang terjadi sebelum lakukan program olahraga," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
10 Kandidat Kepala Daerah Kulonprogo Melamar ke Golkar, Ada Mantan Bupati hingga Ketua Partai
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- 11 Cara Kematian Paling Menyakitkan Menurut Sains
- Selain Enak, Deretan Makanan Super Ini Bisa Cegah Penyakit
- Manfaat Tertawa, Menggigil, hingga Muntah pada Tubuh Anda
- Sejumlah Zodiak Ini Diramalkan Menikah di Tahun 2023
- Seorang Ibu Minum ASI Sendiri karena Tak Rela Jika Dibuang
- Wajah dan Tubuh Tidak Simetris, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement