Advertisement

Seksolog Tak Sarankan Rekam Video Bercinta, Alasannya: Negara Tak Melindungi

Newswire
Minggu, 10 Januari 2021 - 06:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Seksolog Tak Sarankan Rekam Video Bercinta, Alasannya: Negara Tak Melindungi Ilustrasi hubungan intim - bomjardimnoticia.com

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Bagi sebagian orang, merekam video saat bercinta bisa meningkatkan keharmonisan hubungan suami dan istri. Namun, seksolog tak menyarankannya saat ini.

Sebagaimana yang diungkap Seksolog Zoya Amirin, menonton kembali rekaman aktivitas seksual bersama pasangan juga bisa memberikan kebahagiaan tersendiri.

Advertisement

"Mereka lakukan evaluasi berdua melihat bagaimana diri mereka ketika melakukan hubungan seksual, habis itu dihapus enggak apa-apa," ujar Zoya melalui sambungan telepon dengan Suara.com--jaringan Harianjogja.com beberapa waktu lalu.

"Ada juga yang disimpen untuk jadi evaluasi untuk mengenang. Kan seksi melihat diri mereka sendiri sebagai orang ketiga, ternyata keren banget," sambungnya.

Mirisnya meski awalnya mempersilahkan kliennya melakukan hal tersebut bersama pasangan, kini Zoya tidak lagi menyarankan merekam aktivitas seks untuk evaluasi hubungan suami istri.

"Cuma saya tidak sarankan lagi [merekam video hubungan seksual] saat ini," aku Zoya.

Hal ini lantaran negara belum bisa melindungi hak privasi warga negaranya. Misalnya saat menyimpan video seksual bersama suami atau istri sebagai dokumentasi, tiba-tiba ponsel diretas dan video jadi tersebar luas.

Alih-alih fokus mengejar siapa pelaku penyebaran, negara diberi kesempatan bisa menghukum pemilik video, yang tak lain adalah korban peretasan.

"Kenapa? Karena negera tidak melindungi lagi privasi rakyatnya, dan saya kecewa banget sama negara dalam hal ini," ungkap Zoya.

Aib Sosial

Zoya juga menambahkan tidak hanya bisa dihukum, korban peretasan yang video pribadinya disebarkan juga harus menanggung aib sosial, terlebih bagi perempuan.

"Kalaupun dilindungi negara orang yang menyebarkan dihukum, tapi video udah kesebar. Malu juga, susah mau ngembaliin aib, apalagi untuk perempuan. Pasti lebih banyak didiskriminasi perempuannya," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

DIY Peroleh Kuota Transmigrasi untuk 16 KK di 2024

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 05:37 WIB

Advertisement

alt

Kemenkes Buka Pendaftaran Lowongan Nakes untuk 4 Rumah Sakit

News
| Kamis, 25 April 2024, 01:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement