Advertisement
Workaholic Beda dengan Pekerja Keras, Ini Penjelasannya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Workaholic beda dengan pekerja keras. Workaholic merupakan sikap mementingkan pekerjaan secara berlebihan dan melalaikan aspek kehidupan yang lain. Dianggap sebagai salah satu gangguan mental, orang yang workaholic kerap mengabaikan waktu istirahat meski pekerjaannya telah selesai.
Peneliti Norwegia dari Department of Psychosocial Science di University of Bergen mengidentifikasi gejala spesifik yang merupakan karakteristik workaholic. Terdapat tujuh kriteria atau tanda seseorang mengalami gangguan 'gila kerja' ini, di antaranya:
Advertisement
- Orang workaholic akan memikirkan bagaimana dirinya dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk bekerja.
- Orang workaholic akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja daripada yang diharapkan.
- Orang workaholic akan bekerja untuk mengurangi perasaan bersalah, cemas, tidak berdaya, dan depresi.
- Orang workaholic telah diberitahu oleh orang lain untuk mengurangi pekerjaannya, tetapi ia tidak mendengarkannya.
- Orang workaholic akan menjadi stres jika dilarang bekerja.
- Orang workaholic tidak mementingkan hobi, aktivitas santai, dan olahraga karena pekerjaan.
- Orang workaholic biasanya, bekerja terlalu keras sehingga berdampak negatif pada kesehatan.
Sebuah studi tahun 2013 oleh Kansas State University menemukan, orang yang bekerja lebih dari 50 jam per minggu cenderung menderita konsekuensi kesehatan fisik dan mental.
Orang workaholic tidak memiliki kemampuan untuk melepaskan driri dari pekerjaannya. Walaupun ia bekerja secara terus-menerus, hal ini tidak meningkatkan tingkat produktivitas dirinya. Orang yang memiliki gangguan ini juga biasanya akan mengalami stres pada saat-saat tertentu, yang akan berisiko pada kesehatannya, bahkan berkontribusi pada kematian dini.
Lalu, apa bedanya workaholic dengan pekerja keras? Seseorang yang memiliki jiwa pekerja keras akan berusaha melakukan yang terbaik dalam pekerjaannya. Hal itu dilakukannya biasanya dengan tujuan. Setelah tercapai, ia akan beristirahat menikmati hasil pekerjaannya.
Dilansir dari laman Forbes, berikut terdapat perbedaan antara workaholic dan pekerja keras.
- Pekerja keras menganggap pekerjaan sebagai kewajiban yang diminta. Sedangkan workaholic akan melihat pekerjaan sebagai cara untuk menjauhkan diri dari perasaan dan hubungan yang tidak diinginkan.
- Pekerja keras selalu mengawasi pekerjaan sehingga mereka dapat tersedia untuk keluarga dan teman mereka. Sedangkan, workaholic percaya bahwa pekerjaan lebih penting dari apapun dalam hidup mereka, termasuk keluarga dan teman.
- Workaholic akan merasa senang ketika ia bisa menyelesaikan pekerjaan yang sulit dan mustahil dilakukan orang lain. Sedangkan, pekerja keras hanya akan bekerja sesuai tanggung jawab yang diperintahkan.
- Pekerja keras dapat beristirahat dari pekerjaannya, sementara workaholic tidak bisa. Workaholic akan memikirkan tentang pekerjaan terlepas dari apa yang mereka lakukan atau dengan siapa saat itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
KPK Ungkap Mantan Kepala Bea Cukai Jogja Lakukan Pencucian Uang Capai Rp20 Miliar
Advertisement
Berita Populer
- 11 Cara Kematian Paling Menyakitkan Menurut Sains
- Selain Enak, Deretan Makanan Super Ini Bisa Cegah Penyakit
- Manfaat Tertawa, Menggigil, hingga Muntah pada Tubuh Anda
- Sejumlah Zodiak Ini Diramalkan Menikah di Tahun 2023
- Seorang Ibu Minum ASI Sendiri karena Tak Rela Jika Dibuang
- Wajah dan Tubuh Tidak Simetris, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement