Advertisement

Kemasan Jamu Perlu Dibikin Lebih Menarik Agar Tak Terkesan Kuno

Newswire
Minggu, 30 Mei 2021 - 20:17 WIB
Nina Atmasari
Kemasan Jamu Perlu Dibikin Lebih Menarik Agar Tak Terkesan Kuno Foto ilustrasi. - Harian Jogja/Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Jamu merupakan salah satu warisan leluhur bangsa Indonesia. Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr Inggrid Tania setuju kemasan jamu Indonesia perlu lebih menarik sehingga tidak terkesan kuno.

"Saya sepakat jamu kita packaging-nya harus lebih baik, menarik lagi sehingga tidak terkesan kuno," tutur dia dalam diskusi daring yang diselenggarakan PDPOTJI, Minggu (30/5/2021).

Inggrid mengatakan, aspek keamanan kemasan juga perlu menjadi perhatian. Dia mencontohkan, jamu dalam kemasan botol ada ditemukan dalam kondisi tidak tersegel baik. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran adanya zat-zat yang masuk mencemari jamu.

Baca juga: Ini Kamar Hotel Termahal di Dunia, Rp1,45 Miliar Per Malam

Advertisement

Walau begitu, aspek yang lebih penting ialah bagaimana jamu yang ada bisa dipertanggungjawabkan khasiatnya untuk kesehatan tubuh. Di Jepang, obat herbal atau Kampo yang dari sisi kemasan relatif terlihat kuno, namun ada kepastian dalam kualitas bahan bakunya terstandarisasi.

Jamu sendiri di Indonesia saat ini, belum masuk dalam bahan yang diresepkan dokter untuk pasien. Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng Mohammad Faqih mengatakan, jamu bisa diresepkan dokter bila sudah memiliki kualitas obat.

Walau begitu, dokter masih bisa sebatas menganjurkan dan mengajarkan cara membuat jamu pada pasien mereka.

"Dokter belum diberikan legalitas untuk memberikan ramuan jamu tetapi kita bisa menganjurkan pada pasien, mengajarkan cara membuatnya," kata Tania.

Dokter bisa mengajarkan jamu sudah mempunyai bukti empirik seperti ramuan yang biasanya dijual penjaja jamu gendong. Untuk mengobati nyeri otot misalnya, bisa memanfaatkan ramuan membuat cabai puyang yang berbahan cabai jawa, lempuyang, jahe, lada hitam.

Namun, tak sembarang pasien bisa dianjurkan meminum jamu. Mereka ini khususnya tidak boleh memiliki alergi terhadap bahan-bahan dari tanaman obat yang dipakai dalam ramuan jamu tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Antisipasi Kemarau, Pemkab Sleman Siapkan Pompanisasi

Sleman
| Kamis, 25 April 2024, 16:37 WIB

Advertisement

alt

Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik

News
| Kamis, 25 April 2024, 13:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement