Advertisement

Orang Hipertensi Main Bulu Tangkis? Amankah?

Newswire
Kamis, 17 Juni 2021 - 08:37 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Orang Hipertensi Main Bulu Tangkis? Amankah? Saina Nehwal - Antara/Hafidz Mubarak A

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA  - Orang dengan riwayat hipertensi seperti legenda bulu tangkis nasional Markis Kido bisa aman melakukan olahraga bulu tangkis. Namun hal itu asalkan kondisinya terkontrol atau stabil normal dengan obat, menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh dari dari Universitas Padjadjaran, Vito A. Damay.

"Untuk hipertensi yang terkontrol sebenarnya tidak apa- apa. Artinya terkontrol itu stabil normal dengan obat," ujarnya melalui pesan elektronik, Kamis (17/6/2021).

Advertisement

Hanya saja, terkadang penyandang hipertensi tak sadar penyakitnya sudah menyebabkan komplikasi seperti penebalan jantung atau pembengkakan jantung.

Untuk itu, Vito yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) itu mengingatkan pentingnya pemeriksaan di organ target komplikasi hipertensi seperti elektrokardiogram (EKG), foto x-ray atau echo, laboratorium fungsi ginjal, kolesterol,serta gula darah dan pemeriksaan saraf mata.

Selain itu, orang dengan hipertensi dan pada umumnya juga perlu menjaga detak jantung maksimal agar tahu olahraga yang dilakukan memenuhi tujuan atau tidak, terutama untuk meningkatkan kesehatan jantung.

Cara menghitungnya yakni 220 dikurangi usia lalu dikali 60-70 persen, untuk mendapatkan kisaran target detak jantung intensitas sedang.

Menurut Vito, olahraga yang baik untuk kesehatan jantung adalah 60-70 persen dari detak jantung maksimal menurut usia. Amannya paling tinggi 85 persen.

"Lain halnya kalau Anda seorang atlet atau ingin mencapai prestasi tertentu, karena itu perlu latihan bertahap dan dibawah pengawasan profesional," tutur dia.

Mengenai olahraga ekstrem yang berat dan jangka panjang berpotensi menyebabkan kerusakan otot jantung masih dalam penelitian.

Sejauh ini, studi menemukan kerusakan otot jantung dari MRI jantung terjadi pada sebagian kecil orang yang melakukan olahraga ekstrem berat jangka panjang.

Walau begitu, sebagian besar orang tidak melakukan olahraga seperti ini, dan batasan olahraga ekstrem berat jangka panjang itu sangat sulit dicapai kebanyakan orang.

Vito berpesan kepada atlet, pegiat olahraga atau bukan sebaiknya bijak menentukan intensitas latihan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Jogja dan Sekitarnya, Jumat 29 Maret 2024

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 02:17 WIB

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement