Advertisement
Benarkah Kaget Bisa Picu Serangan Jantung?
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Beberapa orang percaya kaget dapat menyebabkan kematian akibat serangan jantung. Meski kondisi ini jarang terjadi, ini adalah sesuatu yang dapat dijelaskan secara medis.
Kaget, atau juga dikenal dengan syok merupakan kondisi serius yang disebabkan oleh penurunan aliran darah secara tiba-tiba. Syok dapat terjadi akibat trauma, ketakutan, sengatan panas, kehilangan darah, reaksi alergi, kercaunan, luka bakar parah dan lainnya.
Advertisement
Pada awalnya, tubuh merespons situasi yang mengancam jiwa ini dengan menyempitkan pembuluh darah di ekstermitas (tangan dan kaki). Ini disebut vasokonstriksi dan membantu menghemat aliran darah ke organ vital.
Namun, tubuh juga melepaskan hormon adrenalin, dan ini dapat membalikkan respons awal tubuh.
Saat seseorang merasa takut atau dianggap dalam bahaya, otak memicu lonjakan adrenalin, yang membuat jantung berdetak lebih cepat dan mendorong tubuh langsung ke mode fight or flight yang artinya melawan atau melarikan diri.
Melansir Heart.org, Jumat (10/12/2021), seorang ahli jantung dan presiden Advocate Medical Group di Illnois Vincent Bufalino mengatakan lonjakan adrenalin yang lebih berbahaya datang dari respons tubuh terhadap situasi yang mengancam jiwa atau stres akibat kehilangan orang yang dicintai.
"Anda bisa mengalami kejadian terkait jantung yang berhubungan dengan lonjakan adrenalin. Tapi saya pikir akan berlebihan untuk mengatakan bahwa Anda bisa mendapatkannya dari seseorang yang mengenakan kostum serigala di depan pintu," kata Vincent.
Tapi tentu saja, kondisi ini akan lebih berisiko pada orang dengan penyakit kardiovaskular, sehingga syok perlu dihindari untuk mencegah kematian.
Pada dasarnya, ketika tubuh merespons situasi yang mengancam jiwa, menakutkan, atau stres yang tiba-tiba, tubuh akan memompa banyak adrenalin ekstra atau yang disebut katekolamin. Nah peningkatan hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh.
Beberapa efek khas yang mungkin Anda rasakan termasuk meningkatnya detak jantung, tekanan darah, kadar glukosa darah dan reaksi umum dari sistem saraf simpatik yang memberi tahu tubuh apakah harus melawan atau berlari.
Kondisi ini juga memengaruhi sistem kelistrikan jantung, yang dapat menyebabkan aritmia, penyempitan pembuluh darah atau kejang yang membuat fungsi jantung menurun.
Dalam hal ini, otot jantung mungkin berhenti berdetak dan tidak memompa darah secara efisien seperti yang diperlukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Wajib Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
Berita Pilihan
Advertisement
LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- 11 Cara Kematian Paling Menyakitkan Menurut Sains
- Selain Enak, Deretan Makanan Super Ini Bisa Cegah Penyakit
- Manfaat Tertawa, Menggigil, hingga Muntah pada Tubuh Anda
- Sejumlah Zodiak Ini Diramalkan Menikah di Tahun 2023
- Seorang Ibu Minum ASI Sendiri karena Tak Rela Jika Dibuang
- Wajah dan Tubuh Tidak Simetris, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement