Advertisement

Tentang Leptospirosis, Penyebab Petani Gunungkidul Meninggal

Jumali
Selasa, 18 Januari 2022 - 12:07 WIB
Jumali
Tentang Leptospirosis, Penyebab Petani Gunungkidul Meninggal Ilustrasi leptospirosis, - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Kasus leptospirosis telah menyebabkan salah satu petani di Gunungkidul meninggal dunia. Lalu apa itu leptospirosis?

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang biasa dibawa oleh tikus, sapi, anjing, dan babi. Leptospirosis menyebar melalui air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri Leptospira.

Advertisement

Seseorang dapat terserang leptospirosis, jika terkena urine hewan tersebut, atau kontak dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi.

Gejala

Leptospirosis memiliki gejala yang mirip dengan penyakit flu. Namun, jika tidak diobati dengan tepat, leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan organ dalam, bahkan mengancam nyawa.

Untuk gejala awal pada penderita leptospirosis di antaranya, demam tinggi dan menggigil. Sakit kepala, mual, muntah, dan tidak nafsu makan. Diare. Mata merah, nyeri otot, terutama pada betis dan punggung bawah. Sakit perut. Selain itu muncul bintik-bintik merah pada kulit yang tidak hilang saat ditekan.

Pengobatan

Infeksi leptospirosis pada umumnya tidak memerlukan penanganan khusus. Pada kondisi yang ringan, infeksi leptospirosis bisa sembuh dengan sendirinya dalam tujuh hari. Pengobatan umumnya ditujukan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi.

Bbat yang bisa diberikan kepada orang yang terkena leptospirosis antara lain antibiotik, seperti penisilin, amoxicillin, ampicillin, doxycycline, atau azithromycin. Selain itu ada obat penurun demam dan pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen.

Penyebab

Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang dibawa oleh hewan. Leptospira dapat hidup selama beberapa tahun di ginjal hewan tersebut tanpa menimbulkan gejala.

Penularan

1.Kontak langsung antara kulit dengan urine hewan pembawa bakteri Leptospira
2. Kontak antara kulit dengan air dan tanah yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri Leptospira
3. Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri penyebab leptospirosis
4. Bakteri Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, baik luka kecil seperti luka lecet, maupun luka besar seperti luka robek. Bakteri ini juga bisa masuk melalui mata, hidung, mulut, dan saluran pencernaan.
5. Leptospirosis bisa menular antarmanusia melalui ASI atau hubungan seksual, tetapi kasus ini sangat jarang terjadi.

Mereka yang rawan terkena leptospirosis

Mereka yang rawan terkena leptospirosis antara lain, pekerja tambang, petani, dan nelayan. Selain itu, mereka yang sering berinteraksi dengan hewan, seperti peternak, dokter hewan, atau pemilik hewan peliharaan. Leptospirosis juga rawan mengenai pekerja saluran pembuangan atau selokan, tinggal di daerah rawan banjir.

Gejala Leptospirosis

Pada beberapa kasus, gejala leptospirosis tidak muncul sama sekali. Namun, pada kebanyakan penderita, gejala penyakit ini muncul dalam 2 hari sampai 4 minggu setelah terpapar bakteri Leptospira.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Bus Damri dari Jogja-Bandara YIA, Bantul, Sleman dan Sekitarnya

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 04:37 WIB

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement