Advertisement

Promo November

Kuku Penyintas Covid Menyala di Bawah Sinar UV? Begini Penjelasan Dokter

Bernadheta Dian Saraswati
Jum'at, 11 Maret 2022 - 13:47 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Kuku Penyintas Covid Menyala di Bawah Sinar UV? Begini Penjelasan Dokter Tangkapan layar video di TikTok yang memperlihatkan kuku yang menyala. - Ist/Humas UGM

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Baru-baru ini viral di media sosial tentang kuku penyintas Covid-19 yang mengonsumsi Favipiravir menyala saat disinar Ultraviolet (UV).

Menanggapi hal tersebut Dokter spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan, dan Kepala Leher (THT-KL) Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, dr. Anton Sony Wibowo, Sp.T.H.T.K.L., M.Sc., FICS., meminta masyarakat agar tidak langsung percaya dengan postingan maupun pesan yang beredar terkait flouresensi pada kuku maupun rambut manusia karena mengonsumsi favipiravir. Masyarakat diimbau untuk mencari dan memastikan informasi ke sumber yang resmi dan kredibel.

Advertisement

Anton menyebutkan secara klinis di rumah sakit belum pernah menemukan fenomena flouresensi atau terpancarnya sinar oleh suatu zat yang telah menyerap sinar atau radiasi elektromagnet lain pada kuku atau rambut manusia akibat mengonsumsi obat faivipiravir. Dari hasil literatur review yang dilakukan, ia menemukan ada laporan satu kali oleh Ozunal dan Guder (2021), di salah satu jurnal dalam bentuk laporan kasus (case report).

Kendati begitu, Anton mengatakan secara ilmiah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap kasus tersebut dengan metode yang lebih baik. Selain itu juga melakukan meta analisis untuk mengetahui level of evidence dari laporan kasus tersebut.

Baca juga: Warga Sleman! Vaksin Booster Bisa Diakses di Puskesmas

“Belum tentu semua informasi tersebut bisa diaplikasikan pada semua penderita Covid-19 karena perlu penelitian lebih lanjut dan tidak mengeneralisasi. Masyarakat sebaiknya tetap fokus pada terapi dan diagnosis resmi dari Kementerian Kesehatan,”imbaunya dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Rabu (9/3/2022).

Lebih lanjut dosen FKKMK UGM ini menjelaskan favipiravir merupakan salah satu antivirus yang digunakan pada pengobatan Covid-19. Obat ini merupakan salah satu obat dengan mekanisme kerja sebagai ribonucleotide analog dan menghambat RNA polimerase pada virus sehingga akan menghambat replikasi virus.

“Jadi konsumsi favipiravir akan menghambat perkembangbiakan virus Covid-19 dalam tubuh pasien sedangkan adanya flouresensi pada tubuh manusia karena penggunaan favipiravir masih perlu penelitian lebih mendalam lagi,” terangnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Program Makan Bergizi Gratis, Pemkab Bantul Petakan Kalurahan Pemasok Ikan Segar

Bantul
| Sabtu, 23 November 2024, 05:27 WIB

Advertisement

alt

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat

News
| Sabtu, 23 November 2024, 05:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement