Advertisement

Gara-Gara Persepsi Makan Harus Kenyang, Orang Indonesia Kurang Makan Sayur dan Buah

Lajeng Padmaratri
Selasa, 02 Agustus 2022 - 20:37 WIB
Budi Cahyana
Gara-Gara Persepsi Makan Harus Kenyang, Orang Indonesia Kurang Makan Sayur dan Buah Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Indonesia memiliki beragam sayur dan buah-buahan lokal yang mengandung nutrisi baik bagi kesehatan. Meski begitu, data mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat 95,5% orang Indonesia masih kurang dalam mengonsumsi buah dan sayur dengan porsi yang cukup. Padahal, rutin makan sayur dan buah diyakini bisa mencegah banyak penyakit.

Advertisement

BACA JUGA: Dear Moms, Cermati Tips Tingkatkan Kualitas Pola Asuh Anak Berkualitas

“Bahkan dari tiga tahun sebelumnya, masalah kita [orang Indonesia] yaitu makan sayur dan buah masih relatif rendah, di bawah 10%,” ungkap Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Imran Agus Nurali dikutip dari Antara.

Padahal, menurut Imran, minim konsumsi buah dan sayur bisa membuat tubuh kurang serat. Dampaknya, akan terjadi peningkatan angka penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, stroke, penyakit jantung, hingga obesitas.

Menurut keterangan di laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lembaga tersebut menganjurkan konsumsi sayur dan buah untuk hidup sehat sejumlah 400 gram per orang per hari. Asupan buah dan sayur bisa ditingkatkan dengan sejumlah cara.

Mulai dari selalu memasukkan sayuran ke dalam makanan, makan sayur dan buah segar sebagai makanan ringan, makan sayur dan buah segar yang sedang musim, serta makan buah dan sayur dalam berbagai varian.

Berdasarkan data negara-negara yang paling banyak mengonsumsi buah di laman Helgi Analytics, China menempati peringkat tertinggi dalam konsumsi buah dengan 49.702 kiloton pada 2017. Indonesia berada pada urutan ketiga, yaitu 7.171 kiloton, setelah India pada urutan kedua dengan 40.689 kiloton.

BACA JUGA: Antisipasi Terulangnya Pemaksaan Jilbab, Dewan Pendidikan DIY Siapkan Pendidikan Kejogjaan

Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor Prof. Dodik Briawan mengungkapkan ada sejumlah faktor yang menyebabkan rendahnya angka konsumsi buah dan sayur di masyarakat. Utamanya, masyarakat punya persepsi bahwa makan harus kenyang, namun tidak memperhatikan komposisi makanan. Sehingga, makan sayur dan buah seringkali terlupakan.

Faktor lainnya yaitu akses masyarakat terhadap ketersediaan buah di sekitar tempat tinggalnya. Dodik menyebutkan bahwa menyiapkan buah di meja makan dinilai tidak semudah menyiapkan lauk pauk, sebab harus segera dihabiskan setelah dikupas. Sayur juga harus segera dihabiskan usai dimasak. Belum lagi rasa dan tekstur buah dan sayur yang beraneka ragam belum tentu bisa diterima setiap orang, terutama anak-anak. Jika rasanya asam atau pahit dan memiliki tekstur kasar, hal ini bisa membuat tingkat konsumsinya rendah.

Dengan begitu, perlu kreasi untuk menghadirkan sayur dan buah yang bisa dikomsumsi keluarga secara rutin. "Indonesia punya banyak sekali buah, sehingga keluarga punya banyak pilihan," kata Dodik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Baliho Menjamur di Jalanan Sleman, Lurah Banyurejo Siap Maju di Pilkada 2024

Sleman
| Jum'at, 19 April 2024, 20:07 WIB

Advertisement

alt

ASN Akan Dipindah ke Ibu Kota Nusantara Secara Bertahap hingga 2029, Ini Prioritasnya

News
| Jum'at, 19 April 2024, 19:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement