Advertisement

Mitos atau Fakta: Anak Makan MSG Bikin Bodoh?

Lajeng Padmaratri
Jum'at, 05 Agustus 2022 - 11:37 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Mitos atau Fakta: Anak Makan MSG Bikin Bodoh? Foto ilustrasi. - Ist/Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sejak lama, keberadaan MSG menjadi kontroversi di masyarakat. Ada yang memperbolehkan mengonsumsinya selama dalam kadar secukupnya tetapu ada pula yang menganggapnya berbahaya. Bahkan mitos makan MSG membuat bodoh juga masih ada hingga sekarang. 

MSG merupakan mononatrium glutamat, monosodium glutamat, atau natrium/sodium glutamat. Zat ini adalah garam natrium dari asam glutamat yang merupakan salah satu asam amino non-esensial paling berlimpah yang terbentuk secata alami.

Advertisement

Dalam berbagai nama dagang, MSG bisa ditemukan dengan mudah di tengah-tengah masyarakat. Namun, pakar menyebut konsumsinya jangan berlebihan.

Studi yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa konsumsi garam harian yang ideal adalah sebanyak 5 gram setiap harinya. Namun, 5 dari 10 masyarakat Indonesia mengonsumsi garam lebih dari 5 gram.

Baca juga: Hipertensi Bisa Dikontrol dengan Aplikasi Ini

Ahli kesehatan dan content creator Kevin Mak mengungkapkan kelebihan garam dalam tubuh bisa menimbulkan sejumlah penyakit, seperti hipertensi, diabetes, dan stroke. Menurutnya konsumsi garam di dalam tubuh bisa dikurangi dengan penambahan MSG, karena MSG dapat menjaga kadar sodium atau garam rendah dan tidak membahayakan tubuh.

"Penelitian yang dilakukan Jeremiah et all pada 2022 menyimpulkan makanan sodium rendah sekitar 25% lebih rendah kadar garamnya, tetapi dengan MSG bisa turunkan kadar garam lebih dari 30% pada resep yang sama," terangnya.

Kevin menuturkan bahwa MSG dapat digunaan sebagai alternatif pengganti garam yang tetap bisa memberikan rasa lezat pada masakan dan mengurangi kebutuhan garam harian. Ia menyebut berbagai mitos soal MSG yang konon menyebabkan kebodohan juga tidak terbukti karena penggunaan MSG tidak ada hubungannya dengan kerusakan sistem saraf otak.

Senada, dokter spesialis anak dan edukator kesehatan Ardi Santoso menuturkan bahwa MSG merupakan zat yang aman dikonsumsi. Bahkan, kadar keamanan MSG telah diatur di Permenkes No. 33/2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, yang menyatakan bahwa MSG aman dikonsumsi sebagai bahan penguat rasa atau umami.

Penguat rasa ini dibuat melalui proses fermentasi tetes tebu oleh bakteri Brevibacterium lactofermentum yang menghasilkan asam glutamat. Kemudian, ditambahkan garam agar mengkristal sehingga berbentuk kristal putih.

Aman bagi Anak?

Ardi juga menegaskan bahwa MSG aman bagi anak. "MSG aman dikonsumsi semua tahapan manusia, bahkan bayipun memiliki kemampuan yang sama dengan orang dewasa. Kadar keamanan MSG dijelaskan dalam Permenkes dan Peraturan BPOM dengan batasan secukupnya," tutur Ardi.

Selama ini, banyak mispersepsi mengenai bayi setelah usia enam bulan yang harus diberi Makanan Pendamping ASI (MPASI) namun tidak boleh menggunakan MSG, harus hambar, menunya tunggal, dan sebagainya. Padahal, nutrisi penting dan pengenalan rasa bagi anak juga diperlukan.

Ia menjelaskan bahwa secara alami asam glutamat pada MSG terdapat di dalam tubuh kita dan bahan makanan yang mengandung protein, seperti susu dan ASI. Asam glutamat merupakan bagian protein yang penting untuk pertumbuhan fungsi saraf.

"Selain itu, MSG memiliki peran membantu pencernaan, mengontrol nafsu makan, strategi diet rendah garam, membantu proses pencernaan di mulut, hingga menjaga kesehatan mulut," terangnya.

Oleh karena itu, Ardi mendukung penggunaan MSG untuk meningkatkan nafsu makan anak selama dalam batas wajar. Jika nafsu makannya meningkat, maka anak bisa tercukupi nutrisinya dan tumbuh kembangnya optimal.

"Nggak mungkin dong makan yang hambar begitu, makan enggak ada rasanya pasti nggak selera makan. Bayi juga butuh cita rasa," tegasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com, Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dukung Transformasi Digital UMKM, Diskominfo DIY Gelar Pelatihan E-Business

Bantul
| Kamis, 18 April 2024, 18:37 WIB

Advertisement

alt

Letusan Gunung Ruang Berisiko Tsunami, Begini Kronologi Erupsinya

News
| Kamis, 18 April 2024, 19:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement