Advertisement
Mengenal Intermittent Fasting, Diet Puasa yang Tengah Digandrungi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Beberapa waktu terakhir, tren diet puasa atau intermittent fasting semakin berkembang. Metode ini semakin populer untuk menurunkan berat badan.
Metode puasa telah menjadi bagian dari berbagai budaya. Puasa juga merupakan salah satu ibadah bagi umat muslim. Kini, metode ini diterapkan banyak orang untuk menurunkan berat badan.
Advertisement
BACA JUGA: Penelitian: Air Hujan di Kota Jogja Tercemar Mikroplastik, Paling Parah di Tugu
Tidak seperti diet lain yang menghilangkan makanan tertentu seperti lemak atau karbohidrat, intermittent fasting memungkinkan seseorang untuk puasa berselang. Dalam diet ini, seseorang memiliki waktu makan tepat waktu dalam jendela makan dan berpuasa di waktu yang lain.
Diet ini tidak membatasi apa yang boleh dimakan dan tidak. Semuanya diperbolehkan selama waktu makan dibuka.
Prinsipnya, intermittent fasting memberi tubuh waktu untuk mencerna makanan dan dalam prosesnya tubuh akan membakar lemak berlebih serta detoksifikasi. Diet ini dianggap lebih selaras dengan ritme sirkadian tubuh dan lebih bermanfaat.
New England Journal of Medicine (NEJM) menyebutkan dengan menerapkan intermittent fasting atau menghindari makanan selama jam-jam tertentu setiap hari, maka dapat memberikan perubahan bagi pengidap diabetes, obesitas, serta penyakit kardiovaskular.
Biasanya, waktu puasa adalah 16 jam tanpa makanan. Kemudian boleh makan dalam kurun waktu delapan jam sisanya. Namun, ada juga pola yang lain seperti 14/10, yaitu 14 jam tanpa makanan dan 10 jam boleh makan. Hal ini tergantung dengan kebugaran fisik seseorang.
Sekilas, intermittent fasting merupakan modifikasi dari cara puasa tradisional. Sebab, rutinitas ini melibatkan periode makan dan puasa.
Menurut laporan Healthline, penerapan intermittent fasting memberikan kesehatan jangka panjang. Selain menurunkan berat badan, pola diet ini juga menurunkan resistensi insulin. Efeknya, gula darah akan turun 3-6%. Kadar insulin menurun 20-30% sehingga bisa mencegah diabetes tipe 2.
Selain itu, pola makan ini juga disebut bisa mencegah kanker. Sebab, sel kanker akan mengalami apoptosis atau memakan sel kanker lainnya, akibat tidak mendapatkan pasokan makanan.
Ahli gizi Tan Shot Yen menuturkan metode ini sah-sah saja dilakukan seperti orang muslim beribadah di bulan Ramadhan. Ia hanya mengingatkan agar hal ini tidak dilakukan secara berlebihan.
"Jangan sampai tidak makan sama sekali dan hanya mengonsumsi minuman dalam kurun waktu lama, demi terjadinya penurunan berat badan yang lebih cepat. Prinsipnya, kita perlu pemahaman dasar soal apa sih makan itu. Ini yang saya sebut sebagai manual hidup," tuturnya dikutip Bisnis.com.
Ia menyarankan agar setiap orang yang akan diet perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, termasuk untuk perubahan dan perbaikan pola makan. Konsultasi dengan dokter juga dimaksudkan untuk menghindari seseorang dari dampak yang ditimbulkan akibat melakukan diet intermittent fasting yang keliru.
BACA JUGA: Berburu Kuliner di Sumbermulyo, Bantul? Ganjuran Food Court Saja
Sebab, cara diet yang keliru bisa mengakibatkan hal buruk. Termasuk kasus malnutrisi karena tidak mendapatkan nutrisi yang benar dan seimbang.
Sama seperti orang berpuasa, diet intermittent fasting juga tidak diperbolehkan untuk perempuan hamil, ibu menyusui, serta orang yang memiliki masalah kesehatan serius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Jalur dan Rute Bus Trans Jogja ke Malioboro, Stasiun Lempuyangan, dan Gembira Loka
Advertisement
Desain Besar Otonomi Daerah Perlu Atur Soal Evaluasi Pemda
Advertisement
Berita Populer
- 11 Cara Kematian Paling Menyakitkan Menurut Sains
- Selain Enak, Deretan Makanan Super Ini Bisa Cegah Penyakit
- Manfaat Tertawa, Menggigil, hingga Muntah pada Tubuh Anda
- Sejumlah Zodiak Ini Diramalkan Menikah di Tahun 2023
- Seorang Ibu Minum ASI Sendiri karena Tak Rela Jika Dibuang
- Wajah dan Tubuh Tidak Simetris, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement