Advertisement
Waspada Paru-Paru Basah, Bisa Muncul Saat Musim Hujan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Selain batuk dan pilek, rupanya banyak penyakit yang berpotensi muncul di musim hujan. Salah satunya ialah paru-paru basah.
Dokter Debora Aloina Ita Tarigan menuturkan penyakit ini bisa muncul saat udara yang terlalu dingin, ruangan kurang mendapatkan cahaya matahari, dan sirkulasi udara kurang, sehingga menyebabkannya menjadi lembab. Udara lembab ini berpotensi menimbulkan paru-paru basah.
Advertisement
Tempat yang lembap dapat meningkatkan perkembangbiakan virus, bakteri, jamur, dan tungau. Apalagi, jika ruangan itu kotor, banyak debu, dan sering digunakan untuk merokok. Inilah sebabnya, orang yang rutin menggunakan ruangan tersebut mudah terkena penyakit paru-paru basah.
Untuk dapat mengetahui apakah seseorang terkena penyakit paru-paru basah, maka bisa dengan melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis paru.
Dokter biasanya akan melakukan wawancara medis, melakukan pemeriksaan fisik, dan jika diperlukan akan dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan dahak, darah, x-ray paru, atau CT (Computer Tomography) untuk mendeteksi beberapa masalah paru.
"Jika ditemukan cairan menumpuk, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah terjadi peradangan sel kanker atau infeksi melalui USG dada Ultrasound,” kata Medical Underwriter Sequis itu dikutip dari Antara, Minggu (16/10/2022).
Pada beberapa kondisi paru-paru basah, kemungkinan tidak berat dan bisa sembuh dengan cepat. Namun, jika sudah terinfeksi namun dibiarkan atau tidak diobati secara medis, maka penyakit dapat berkembang lebih berat dan serius.
Bahkan, beberapa pasien dengan kondisi serius kerap membutuhkan bantuan ventilator pada perawatan Intensive Care Unit (ICU).
Pemasangan alat bantu pernapasan dilakukan karena salah satu gejala paru-paru basah adalah kesulitan bernapas atau sesak napas. Pada beberapa orang, kondisi tersebut bisa membahayakan jiwa.
Ia meminta orang-orang agar bisa mengenali gejala paru-paru basah, antara lain batuk kering, demam, sulit bernafas saat berbaring, serta nyeri dada hingga terasa sesak nafas dalam jangka waktu yang panjang atau berulang.
"Jangan sampai kita abai, menebak-nebak, atau berusaha menyembuhkan sendiri. Semakin cepat dikenali maka semakin cepat ditangani dokter dan mengurangi risiko penyakit semakin parah,” tutur Debora.
Dia lalu menyarankan agar orang-orang memperhatikan kebersihan dalam rumah dan memastikan kamar tidur memiliki ventilasi udara yang baik agar udara tidak lembab.
Selain itu, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih juga perlu ditingkatkan. Bila perlu, bisa juga menggunakan masker di lingkungan berpolusi atau saat dekat dengan orang yang tampak sedang flu dan batuk.
Menurut dia, ada baiknya juga orang-orang membentengi diri dengan vaksin influenza dan vaksin pneumonia (vaksin PCV). Sebab, virus penyebab penyakit ini bekerja dengan cara menginfeksi saluran pernapasan bagian atas dan menyebabkan pneumonia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Jadwal Bus Damri dari Jogja-Bandara YIA, Bantul, Sleman dan Sekitarnya
Advertisement
Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
Advertisement
Berita Populer
- 11 Cara Kematian Paling Menyakitkan Menurut Sains
- Selain Enak, Deretan Makanan Super Ini Bisa Cegah Penyakit
- Manfaat Tertawa, Menggigil, hingga Muntah pada Tubuh Anda
- Sejumlah Zodiak Ini Diramalkan Menikah di Tahun 2023
- Seorang Ibu Minum ASI Sendiri karena Tak Rela Jika Dibuang
- Wajah dan Tubuh Tidak Simetris, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement