Advertisement
Ini Syarat yang Harus Dipenuhi untuk Jadi Pendonor Jantung

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Jantung manusia bisa mendapat transplantasi layaknya organ tubuh lain. Transplantasi jantung bahkan hadir sebagai pilihan medis guna menyelamatkan nyawa pasien.
Transplantasi jantung merupakan operasi untuk mengambil jantung pasien yang sakit dan menggantinya dengan jantung yang sehat. Jantung pengganti itu berasal dari donor yang telah meninggal, biasanya akibat kecelakaan, cedera kepala, stroke, atau perdarahan otak.
Advertisement
Donor haruslah orang yang mengalami cedera otak yang tak bisa dipulihkan serta telah dipastikan meninggal secara medis. Identitas donor dan situasi kematiannya dijaga tetap rahasia. Penerima transplantasi dan keluarganya tidak diberi informasi mengenai hal tersebut.
Untuk menjadi pendonor jantung, ada sejumlah syarat yang perlu dipenuhi.
Dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Dudy Arman Hanafy menjelaskan pada dasarnya syarat menyumbangkan jantung ialah tidak ada riwayat hipertensi, tidak ada riwayat sakit jantung seperti serangan jantung, nyeri dada, tidak ada kolesterol.
"Jantung yang dianggap sehat itu adalah yang tidak ada kelainan struktur, kelainan katup, kelainan bocor jantung dan tidak ada kelainan seperti penyempitan pembuluh darah," kata dia dikutip dari Antara.
Selain memiliki kondisi jantung yang sehat, pendonor juga harus berusia 18 tahun ke atas atau dewasa dan tidak lebih dari 55 tahun.
Golongan darah antara pendonor dan pasien juga harus sama, termasuk rhesus-nya, baik positif atau negatif. Sebisa mungkin gender antara pendonor dan pasien juga harus sama, kecuali terdapat kasus khusus yang tidak bisa dihindari.
"Ada banyak faktor sebenarnya kenapa harus laki-laki sama laki-laki dan sebaliknya, tapi kalau kepepet boleh saja asal sama golongan darahnya. Tapi kalau golongan darahnya beda enggak bisa tuh dicocok-cocokin," kata dr. Dudy.
Menurut Dudy, mendonorkan jantung memang tidak sembarangan dan ada banyak proses pemeriksaan yang harus dilakukan. Meski demikian, tidak semua transplantasi jantung berjalan dengan mulus.
Selain itu, ada juga ketidakcocokan jantung antara pasien dan pendonor walau sudah tertanam, bahkan bisa menyebabkan gagal jantung kembali, hingga kematian.
"Pasien pasti akan kita biopsi jadi diambil dari jaringan jantungnya, yang sudah ditanam, kita ambil sel-selnya, mungkin ada sequence-nya, awal seminggu sekali lalu berapa bulan sekali. Dari situ kita bisa melihat, ada tidaknya penolakan dari sel-sel tersebut," ujarnya.
"Kalau stadium awal, bisa kita kasih obat anti penolakan yang dosisnya kita naikin atau tinggi. Tapi kalau sudah stadium akhir harus transplantasi ulang," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Dibuka Mulai 14 Juli, Sekolah Rakyat SMA di Bantul Tampung 200 Siswa dari Keluarga Miskin Ekstrem
Advertisement

Pentagon Akui Rudal Iran Menghantam Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar
Advertisement
Berita Populer
- 11 Cara Kematian Paling Menyakitkan Menurut Sains
- Selain Enak, Deretan Makanan Super Ini Bisa Cegah Penyakit
- Manfaat Tertawa, Menggigil, hingga Muntah pada Tubuh Anda
- Sejumlah Zodiak Ini Diramalkan Menikah di Tahun 2023
- Seorang Ibu Minum ASI Sendiri karena Tak Rela Jika Dibuang
- Wajah dan Tubuh Tidak Simetris, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement