Autoimun Penyakit yang Tak Banyak Diperhatikan, Pelajari, Kenali
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Masyarakat Indonesia jarang ada yang tahu apa itu autoimun. Rendahnya edukasi tentang penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh (imun) adalah penyebabnya.
Dokter Spesialis penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi dokter Iris Rengganis di Jakarta, belum lama ini mengatakan, penting bagi masyarakat untuk mengetahui informasi seputar penyakit autoimun agar dapat melakukan tindak pencegahan sejak dini.
Advertisement
Menurut dia, autoimun menjadi penyakit yang memang belum diketahui pasti penyebabnya, selain dari genetik itu sendiri. Sebuah penelitian membuktikan bahwa ternyata defisiensi vitamin D menjadi salah satu faktor risiko seseorang terkena penyakit ini.
"Saya rasa masyarakat belum banyak yang tahu tentang ini. Oleh karena itu sangat penting bagi masyarakat untuk mengetahui informasi seputar autoimun ini. Mulai dari faktor risiko, bagaimana pencegahannya, hingga pengelolaan penyakitbagi mereka yang memang sudah terdiagnos," katanya.
Kekurangan Vitamin D
Iris menjelaskan, sebuah penelitian menemukan bahwa penyakit autoimun berhubungan dengan kekurangan vitamin D, disebutkan bahwa konsentrasi vitamin D pada pasien autoimun rendah. Di Indonesia prevalensi defisiensi vitamin D pada wanita berusia 45-55 tahun adalah sekitar 50%.
Penelitian di Indonesia dan Malaysia menemukan defisiensi vitamin D sebesar 63% terjadi pada wanita usia18-40 tahun. Sedangkan penelitian pada anak 1-12,9 tahun, ditemukan 45% anak mengalami insufisiensi vitamin D. Oleh karena itu pemantauan kecukupan vitamin D dalam tubuh perlu dilakukan.
Penyakit autoimun yang sering ditemukan adalah Systemic Lupus Erythematosus (SLE) yang sering kita kenal dengan sebutan penyakit lupus dan Rheumatoid arthritis atau yang biasa kita kenal dengan rematik.
Padahal terdapat lebih dari 80 tipe penyakit autoimun, salah satunya adalah penyakit lupus yang memiliki angka kejadian mencapai 0,5% dari total penduduk.
Tak Ada Screening
Regional Product Executive PT Prodia Widyahusada Tbk. Ardian Susanto, M.Farm. mengatakan bahwa screening autoimun bagi mereka yang sehat memang tidak ada. Selain pemeriksaan lab untuk memantau kecukupan vitamin D dalam tubuh, tambahnya, terdapat pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk memantau kondisi mereka yang sudah mengalami autoimun.
"Pemeriksaan autoimun yang tersedia diperuntukan bagi individu yang bergejala, untuk memeriksa apakah ada risiko mengalami autoimun atau tidak yaitu pemeriksaan ANA IF. Selain itu tersedia juga pemeriksaan untuk membantu menentukan jenis autoimun yang diderita yaitu ANA Profile,Anti dsDNA NcX, ProALD, AMA M2, dan lain lain. Tersedia pula pemeriksaan Vitamin D-25 OHTotal untuk menilai kecukupan vitamin D dalam tubuh," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pengamanan Pilkada, Polres Bantul Siapkan Ribuan Personel
Advertisement
Program Tapera Banyak Ditolak, Muruarar Sirait: Masih Harus Bangun Kepercayaan Publik
Advertisement
Berita Populer
- 11 Cara Kematian Paling Menyakitkan Menurut Sains
- Selain Enak, Deretan Makanan Super Ini Bisa Cegah Penyakit
- Manfaat Tertawa, Menggigil, hingga Muntah pada Tubuh Anda
- Sejumlah Zodiak Ini Diramalkan Menikah di Tahun 2023
- Seorang Ibu Minum ASI Sendiri karena Tak Rela Jika Dibuang
- Wajah dan Tubuh Tidak Simetris, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement