Advertisement

PARENTING: Membentu Toleransi Anak, Awali dengan Contoh

Mahardini Nur Afifah
Selasa, 09 April 2019 - 08:27 WIB
Maya Herawati
PARENTING: Membentu Toleransi Anak, Awali dengan Contoh Ilustrasi anak belajar - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Memberikan pemahaman pentingnya berlaku toleran kepada anak-anak bisa dilakukan dengan sikap welas asih, empati, dan tekad untuk menciptakan lingkar pergaulan yang lebih baik. Hal itu bisa diawali pada masa prasekolah. Anak-anak usia ini bisa dididik bersikap terbuka. Berikut ini lima langkah-langkahnya seperti diulas tolerance.org:

Berikan Contoh

Advertisement

Berbicara dengan si kecil tentang pentingnya merangkul perbedaan dan memperlakukan orang lain dengan hormat memang krusial. Tapi hal tersebut belum cukup. Berikan contoh langsung kepada anak, baik secara langsung atau tidak. Berdasarkan tahap pertumbuhannya, tindakan orang tua jamak ditiru anak-anaknya.

Akui Perbedaan

Alih-alih mengajarkan kesetaraan kepada si kecil bahwa kita semua sama, lebih baik akui setiap orang memiliki pandangan dan cara berlainan. Tekankan aspek positif dari setiap perbedaan. Keanekaragaman bahasa, musik, agama, etnis, sampai gaya personal masing-masing. Jangan lupa untuk bersikap jujur pada anak saat menceritakan kejadian yang berkaitan dengan perbedaan. Dorong juga si kecil untuk berani berbicara apa yang berbeda dari dia ketimbang golongan mayoritas lainnya. Lantas diskusikan kemungkinan hal-hal yang bisa melukai perasaannya saat diperlakukan berbeda. Baru setelah itu, diskusikan juga kesamaan buah hati dengan mayoritas sehingga ia merasa setara dan lebih tangguh.

Lawan Intoleransi

Jika anak mengatakan sesuatu yang mengindikasikan bias atau prasangka, orang tua pantang tinggal diam. Sikap diam menunjukkan penerimaan. Respons dengan cepat dengan perintah sederhana “Jangan begitu”. Lantas coba telaah dari mana ide tersebut berasal. Baru langkah selanjutnya berikan argumen mengapa kita tidak menerima sikap atau tindakan intoleran anak tersebut.

Ciptakan Kesempatan Belajar

Orang tua perlu rajin-rajin menggali kegiatan sehari-hari yang berfungsi menjadi batu loncatan sebagai ruang diskusi. Anak usia sekolah lebih gampang merespons pelajaran dengan melibatkan contoh di kehidupan nyata ketimbang diskusi yang cuma melibatkan teori. Misalkan saat menonton televisi atau film, kita bisa mendiskusikan mengapa kelompok tertentu rentan diberi porsi stereotip.

Bentuk Karakter Positif

Setali tiga uang dengan menantang anak ketika mereka berlaku atau bersikap intoleran, kita perlu menghargai atau memuji anak saat mereka sudah menunjukkan rasa hormat dan punya empati pada orang lain. Luangkan waktu kita saat mendapati anak berlaku toleran. Biarkan si kecil tahu jika kita memperhatikannya. Diskusikan juga mengapa tindakan toleran semacam itu perlu dan merupakan perilaku yang kita harapkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Perhatian! Berikut Syarat dan Tahapan Paslon Maju Lewat Jalur Independen di Pilkada Sleman

Sleman
| Jum'at, 19 April 2024, 11:17 WIB

Advertisement

alt

Dampak Serangan Israel ke Iran, Harga Minyak Melonjak

News
| Jum'at, 19 April 2024, 10:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement