Advertisement

Tak Bahagia saat Bekerja, Bisa Jadi Ini Sebabnya

Newswire
Jum'at, 17 Mei 2019 - 07:37 WIB
Maya Herawati
Tak Bahagia saat Bekerja, Bisa Jadi Ini Sebabnya Ilustrasi bekerja - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Anda pekerja keras, namun merasa tersiksa dengan pekerjaan itu dan tak bisa keluar  atau berganti tempat kerja karena gajinya yang oke. Agar tak semakin tersiksa Anda harus cari tahu dulu penyebabnya sebelum memutuskan solusinya. Berikut ini beberapa sebab Anda tak bahagia di tempat kerja:

Terpaksa

Advertisement

Mungkin karena tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan atau bisa jadi karena membanding-bandingkan kesuksesan diri dengan teman-teman lain yang tampak lebih sukses.

Melakoni pekerjaan karena terpaksa atau tuntutan keadaan membuat kita harus jungkir balik kerja. Ironisnya, kita hanya akan mendapatkan capek badan dan pikiran, tapi tidak mendapatkan kepuasaan batin.

Memang mencari pekerjaan baru menjadi salah satu solusinya. Hanya saja meninggalkan pekerjaan lama dan mendapatkan pekerjaan baru sesuai passion itu tetap saja tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Tak bisa berkembang

Selalu bekerja monoton setiap hari. Parahnya lagi, tidak ada kesempatan untuk berkembang. Kondisi ini tentu rawan menimbulkan rasa tidak pernah puas atau tidak bahagia dalam bekerja. Jika ingin bisa lebih bahagia, mungkin Anda harus mencari kesempatan untuk membuat pencapaian atau prestasi yang bisa menampung kebutuhan untuk berkembang.

Tak mendapatkan apresiasi

Persaingan di dalam dunia kerja semakin berat dari waktu ke waktu. Belum ditambah dengan kelakuan rekan kerja yang bermain curang atau menghalalkan segala cara untuk cari muka.

Namun apabila selama ini hasil kerja keras tidak pernah mendapatkan apresiasi layak, pasti ada rasa kecewa yang luar biasa. Jadi perasaan tersebut yang kadang membuat diri ini jadi tak bisa bahagia meski sudah kerja keras.

Keras kepala

Penyebab tak bahagia walau sudah kerja keras berikutnya adalah watak keras kepala. Bukan keras kepala terhadap orang lain, melainkan kepada diri sendiri. Kita sering terbebani dengan kekurangan, kesalahan, dan hambatan kita daripada fokus dengan kesuksesan target yang ingin dicapai.

Padahal jika terlalu keras terhadap diri sendiri, itu bisa menguras pikiran dan tubuh kita. Dampaknya bisa menghambat produktivitas dan menganggu kondisi kesehatan hingga memicu mekanisme inflamasi yang mengarah pada penyakit kronis dan penuaan dini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kronologi Bocah Hanyut Saat Bermain di Tepian Sungai Oyo

Gunungkidul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 12:57 WIB

Advertisement

alt

Jelang Lebaran, PLN Hadirkan 40 SPKLU Baru di Jalur Mudik untuk Kenyamanan Pengguna Mobil Listrik

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 11:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement